Maaf sebelumnya... Artikel kali ini mungkin terkesan jorok :D Akan tetapi perlu kiranya saya bahas karena berkaitan erat dengan keseharian kita dan cukup membuat penasaran. Mohon jangan dilihat sisi joroknya, tapi lihatlah sisi pengetahuannya.
Ketika ada seseorang di sekitar kita kentut dengan bunyi yang keras, hal ini cukup mengganggu pendengaran :D Namun anehnya, tak jarang kita temui bahwa kentut yang nyaring semacam ini tidak memiliki efek samping berupa bau tak sedap. Sebaliknya, kentut yang tak bersuara justru menimbulkan efek aroma yang mematikan :D Tidak terdengar suara apa-apa, tiba-tiba bau kentut busuk menyengat hidung. Hahaha....
Mengapa hal ini terjadi?
Pertama-tama mari kita bahas dulu dari mana asalnya kentut. Mulut adalah tempat kita memasukkan cairan ketika minum dan bahan padat ketika makan. Semua itu masuk ke sistem pencernaan kita. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak hanya cairan dan padatan saja yang masuk ke dalam sistem pencernaan kita, melainkan juga udara. Ketika udara tersebut belum melewati lambung, maka ia dapat dikeluarkan kembali melalui mulut dalam bentuk sendawa. Namun ketika udara terus lolos sampai ke usus, maka lubang anuslah jalan keluar baginya dan terjadilah kentut.
Usus besar merupakan usus terakhir yang ujungnya adalah lubang anus. Usus besar melakukan gerakan peristaltik untuk menciptakan tekanan sehingga udara di dalamnya dapat terdorong keluar melalui anus. Usus besar, di sisi lain, juga merupakan tempat berkumpulnya tinja yang menanti untuk dikeluarkan melalui proses buang air besar.
Ketika udara hendak dikeluarkan melalui anus dalam kondisi usus besar yang penuh tinja, maka aliran udara tidak lancar, karena tertahan oleh tinja, sehingga udara itu keluar melalui anus secara perlahan-lahan. Itulah sebabnya, pada kondisi ini, kentut yang terjadi tidak bersuara. Pada saat yang sama, udara di dalam usus besar terkontaminasi oleh bau tinja, sehingga kentut yang terjadi beraroma tak sedap.
Jika usus besar dalam keadaan kosong (tak bertinja), maka proses pengeluaran udara ini
berlangsung dengan lancar tanpa hambatan. Akibatnya, udara keluar melalui lubang anus dengan
kecepatan tinggi. Kecepatan udara yang besar ini membuat lubang anus bergetar
secara cepat pula dan menghasilkan bunyi bernada tinggi yang nyaring. Karena tidak ada tinja, maka udara di dalam usus besar tidak terkontaminasi bau. Itulah sebabnya, pada kondisi ini, aroma kentut tak mengganggu hidung.
Jadi, semuanya tergantung pada kandungan tinja di dalam usus besar. Ketika orang yang bersangkutan telah buang air besar dengan lancar, maka kentutnya cenderung berbunyi keras namun tak bau. Sebaliknya, jika orang yang bersangkutan sedang sembelit (susah buang air besar), maka kentutnya cenderung tak bersuara namun baunya bisa bikin kepala berkunang-kunang :D
Sekali lagi, ambil sisi pengetahuannya, bukan sisi joroknya ^_^
*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono
Sumber Gambar:
http://thoughtmerchants.com/images/thoughts/fart-7e60a9c5.jpg
Mantap , , nice info, gkgkgkgk
ReplyDeleteMasuk akal guys.
ReplyDeleteThanks