Seperti
yang kita ketahui, kutub-kutub magnet bernama utara dan selatan
(Inggris: north and south). Mengapa harus utara dan selatan? Mengapa
bukan barat dan timur atau nama lainnya?
Patokan arah merupakan kebutuhan dasar peradaban. Oleh sebab itu, manusia berusaha menentukan suatu patokan arah tertentu. Namanya juga patokan arah, maka arahnya harus bersifat tetap, tidak berubah-ubah. Manusia lantas mencari-cari apa kira-kira di alam ini yang mudah diamati dan posisinya tidak berubah.
Patokan arah merupakan kebutuhan dasar peradaban. Oleh sebab itu, manusia berusaha menentukan suatu patokan arah tertentu. Namanya juga patokan arah, maka arahnya harus bersifat tetap, tidak berubah-ubah. Manusia lantas mencari-cari apa kira-kira di alam ini yang mudah diamati dan posisinya tidak berubah.
Manusia
memperhatikan pergerakan matahari. Ternyata pergerakan matahari
selalu konsisten. Matahari terbit di satu arah tertentu dan terbenam
di arah sebaliknya. Dari sinilah manusia menetapkan mata angin. Arah
terbit matahari dinamai timur,
sedangkan arah terbenam matahari dinamai barat.
Dua mata angin sisanya, yang tegak lurus dengan arah timur-barat,
lantas dinamai utara-selatan.
Arah-arah mata angin ini merupakan arah mata angin geografis, yaitu
ditentukan berdasarkan patokan pergerakan matahari. Jadi, kutub-kutub
poros bumi pun dinamai utara dan selatan berdasarkan konteks
geografis ini.
Ada
suatu daerah bernama Magnesia, bagian dari Yunani, di mana
penduduknya menemukan sebuah batu yang dapat menarik beberapa jenis
logam. Saat ini, wilayah tersebut bernama Manisa, bagian dari negara
Turki. Batu ajaib ini kemudian dinamai magnet, yang berasal dari kata
magnitis lithos yang artinya batu dari Magnesia. Inilah asal mula
magnet. Jangan lupa bahwa arah utara-selatan secara geografis sudah
ditetapkan manusia sebelum ditemukannya magnet.
Pada
perkembangan selanjutnya, manusia menemukan bahwa ternyata magnet
memiliki kutub-kutub yang banyaknya ada dua. Jika dua kutub yang sama
didekatkan, mereka saling tolak-menolak. Jika dua kutub yang
berlainan didekatkan, mereka saling tarik-menarik. Kenyataan bahwa
kutub-kutub magnet ini eksis, mendorong manusia untuk memberikan nama
terhadap kutub-kutub tersebut.
Kemudian,
manusia mendapati bahwa jika magnet batangan dapat bergerak bebas
secara horizontal, magnet-magnet itu selalu menunjuk ke arah yang
sama, yaitu ke arah mata angin utara dan selatan bumi. Inilah yang
lantas menginspirasi manusia untuk menamai kutub-kutub magnet dengan
nama utara dan selatan. Kutub magnet yang mengarah ke mata angin
utara dinamai kutub utara, sedangkan yang mengarah ke mata angin
selatan dinamai kutub selatan. Jika magnet tertarik ke arah barat dan
timur, mungkin naman kutub magnetnya menjadi kutub barat dan
timur.... Kedengarannya aneh :D
Kenyataan
bahwa kutub magnet tertentu dapat tertarik ke salah satu kutub bumi,
memancing pemikiran bahwa bumi pasti memiliki sifat kemagnetan pula.
Berdasarkan konsep kemagnetan yang telah dipahami, kutub-kutub yang
saling tarik-menarik haruslah berlainan jenis. Jadi, jika kutub utara
magnet tertarik ke kutub mata angin utara bumi, pastilah kutub bumi
tersebut merupakan kutub selatan ditinjau dari segi kemagnetannya,
karena kutub utara magnet haruslah tertarik ke kutub selatan magnet.
Dari
fakta ini, manusia lantas membedakan jenis kutub bumi. Ada yang
dinamai kutub geografis bumi, yaitu yang ditentukan berdasarkan arah
pergerakan matahari, dan ada pula yang dinamai kutub magnetis bumi,
yaitu yang ditentukan berdasarkan penyimpangan sifat kemagnetannya.
Kutub bumi utara secara geografis, merupakan kutub bumi selatan
secara magnetis. Dan sebaliknya, ktub bumi selatan secara geografis,
merupakan kutub bumi utara secara magnetis. Lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut ini.
Pada
gambar di atas dapat Anda perhatikan, bahwa kutub-kutub magnet bumi
tidak persis berimpit dengan kutub geografinya. Kutub-kutub tersebut
sedikit menyimpang satu sama lain. Jadi, arah utara geografis yang
ditunjuk oleh jarum kompas tidak 100% tepat. Arahnya menyimpang
beberapa derajat. Yang 100% tepat ditunjuk oleh jarum kompas adalah
arah utara-selatan dari magnet bumi, dan bukan kutub geografisnya.
Penyimpangan semacam ini disebut deklinasi,
dan sudut yang dibentuknya dinamai sudut
deklinasi.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini.
Jadi,
arah mata angin utara-selatan bumi bukan dinamai berdasarkan kutub
magnet, namun kutub magnetlah yang dinamai berdasarkan arah mata
angin bumi.
*******
Ditulis
Oleh Doni Aris Yudono
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Magnet
Sumber
Gambar:
http://ed101.bu.edu/StudentDoc/Archives/ED101fa08/chayden/bar%20magnet.jpg
http://cnx.org/content/m42366/latest/Figure_23_01_02a.jpg
http://magnetic-declination.com/img/positive-declination.gif
terima kasih penjelasannya :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteketika kita berada di bagian bawah khatulistiwa bumi (pulau jawa) harusnya jarum kompas yg menunjukan arah selatan lebih condong kebawah karena posisi kita lebih dekat kutub selatan, kenyataannya jarum kompas tetap sejajar dan mengarah ke kutubnya
ReplyDelete