Pada pertengahan
abad 20, Albert Einstein mendobrak kemapanan ilmu sains dengan teori
relatifitasnya. Teori fisika yang ada saat ini banyak mengacu pada teori Einstein
tersebut. Fondasi utama dari teori relatifitas adalah bahwa batas maksimal
kecepatan di alam raya ini adalah kecepatan cahaya, yaitu sekitar 300.000 km
per detik. Sang jenius Einstein menyatakan
bahwa cahayalah raja kecepatan. Tidak ada yang bisa lebih cepat daripada
cahaya.
Albert Einstein |
Reputasi
kecepatan cahaya ini bertahan hingga tahun 2011 ketika, secara mengejutkan,
para ilmuwan yang menggarap proyek penelitian OPERA menemukan bahwa partikel neutrino
dapat bergerak lebih cepat daripada cahaya! Apakah si jenius Albert Einstein
melakukan kesalahan dalam menyusun teorinya? Untuk dapat memahami kasus ini
dengan baik, mari kita perjelas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan partikel
neutrino dan proyek OPERA.
Neutrino
merupakan salah satu partikel sub atomik dasar. Ia memiliki massa, meskipun
sangat kecil, namun ia tak memiliki muatan listrik alias netral. Secara alami, neutrino
terbentuk dari proses peluruhan radioaktif tertentu. Neutrino juga bisa
dimunculkan secara buatan dengan jalan menabrakkan proton berkecepatan tinggi pada
grafit. Hasil tabrakan tersebut akan memecah proton menjadi beberapa elemen
yang lebih sederhana, dan salah satu elemen pecahan tersebut adalah neutrino.
OPERA
merupakan singkatan dari Oscillation Project with Emulsion-tRacking
Apparatus. Proyek penelitian OPERA ini pada intinya bertujuan untuk
mempelajari karakter neutrino. Proyek OPERA dilakukan melalui kerjasama dua
laboratorium sains besar dunia, yaitu CERN di Swiss dan LNGS di Italia. Dalam memunculkan
neutrino dari tabrakan proton, para peneliti OPERA memanfaatkan Large Hadron
Collider (LHC), yang merupakan salah satu alat eksperimen sains termahal dan terbesar di dunia.
Sebagian kecil ruangan dari Large Hadron Collider |
Para
peneliti OPERA mempelajari pergerakan neutrino yang mereka tembakkan dari CERN
Swiss menuju LNGS Italia yang berjarak 731,28 km. Ketika mereka mengukur waktu
yang diperlukan neutrino untuk menempuh jarak itu, didapatkan bahwa waktunya
adalah 2,43922 milisecond. Para peneliti itupun kaget, karena hasil pengukuran
waktu tersebut lebih kecil 0,006 milisecond daripada waktu yang diperlukan
cahaya untuk menempuh jarak yang sama. Dengan kata lain, neutrino bergerak
lebih cepat daripada cahaya! Kecepatan cahaya adalah 299.792 km/sec, sedangkan
kecepatan neutrino adalah 299.800 km/sec.
Penemuan
ini tidak masuk akal karena bertolak belakang dengan teori Albert Einstein. Cahaya
merupakan yang tercepat di alam semesta karena cahaya tidak memiliki massa. Meskipun
sangat kecil, partikel neutrino tetap memiliki massa sehingga tidak mungkin
bisa lebih cepat daripada cahaya.
Takjub,
para peneliti OPERA pun menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk memeriksa
kembali keadaan alat eksperimen dan semua kalkulasi mereka. Akan tetapi, mereka
tidak menemukan kesalahan apapun. Yakin dengan hasil yang didapatkan, penemuan
ini pun dipublikasikan pada September 2011. Terang saja, kecepatan neutrino yang
melebihi kecepatan cahaya segera menjadi topik hangat perbincangan
internasional, termasuk juga perdebatan mengenai kebenarannya. Dunia mulai
meragukan keabsahan teori Einstein.
Akan
tetapi pada akhirnya para peneliti OPERA menemukan bahwa terdapat dua kelemahan
pada desain eksperimen mereka sehingga berujung pada kesalahan pengukuran waktu
tempuh partikel neutrino. Kelemahan pertama adalah bahwa fiber optiknya tidak
terpasang secara baik, dan kelemahan kedua adalah bahwa pengukur waktu osilatornya
bergetar terlalu cepat. Ralat ini mereka umumkan pada Maret 2012. Mereka menegaskan
bahwa kecepatan neutrino tidak lebih cepat daripada kecepatan cahaya dan masih
kosisten dengan teori yang diajukan Albert Einstein.
Jadi,
cahaya masih merupakan Raja Kecepatan di alam semesta ini, dan kejeniusan Einstein tidak terbantahkan lagi.
*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono
REFERENSI:
http://en.wikipedia.org/wiki/Faster-than-light_neutrino_anomaly
http://en.wikipedia.org/wiki/Neutrino
http://en.wikipedia.org/wiki/OPERA_experiment
SUMBER
GAMBAR:
http://i.huffpost.com/gen/1055913/thumbs/o-SPEED-OF-LIGHT-facebook.jpg
http://25.media.tumblr.com/938ebaea01dc77638faa08482779dec6/tumblr_mjo1xa0Haw1r5j2gro1_1280.jpg
http://www.wired.com/images_blogs/wiredscience/images/2008/09/09/lhc4.jpg
what the hell!
ReplyDeleteWah menarik sekali pembahasannya.
ReplyDeleteYah walapon gimanapun tetep appresiasi kerja keras ilmuwan
Wah menarik sekali pembahasannya.
ReplyDeleteYah walapon gimanapun tetep appresiasi kerja keras ilmuwan
hmm... ungkapan "Di Atas Langit Masih ada Langit" itu masih belum terbantahkan.
ReplyDeleteterkadang hasil tetap bisa berubah sewaktu - waktu.
Contoh kecil : orang gendut menyatakan kecepatannya mentok sekian akan tetapi, di saat di kejar anjing kecepatannya melampaui batas orang yg tubuhnya lebih kurus.
kalau menurut saya, BATAS itu cuma acauan sementara yg belum menyentuh batas.
sekian n trimakasih atas artikelnya
Sugoilah......keren banget.... Raja kecepatan
ReplyDeleteSugoilah......keren banget.... Raja kecepatan
ReplyDeleteHalo kakak, Main Tembak Ikan Online Vazbet yuk!
ReplyDeleteBanyak bonus-bonus menarik lho..
> Min. DP/WD 25,000
> Bonus New Member 25%
> Bonus Deposit 5%
> Bonus Cashback Kekalahan 10%
Ayo Daftar !
Dapatkan Bonus Refferalnya.
WA >>> +855 878 795 20
WEB >>> WWW.VAZBET.IN
lengkap banget infonya kak makasih yah
ReplyDeleteKuota Internet