Banyak film fiksi ilmiah
bercerita tentang mesin waktu, contohnya The Time Machine, de Javu, dan Looper.
Gambar berikut ini merupakan gambar sebuah mesin waktu yang diceritakan dalam
film “The Time Machine.”
![]() |
Bentuk Mesin Waktu Dalam Cerita Fiksi Ilmiah |
Di film-film tersebut, dikisahkan
bahwa dengan mesin waktu, kita dapat melintasi waktu (time travel) sehingga dapat kembali ke masa lalu atau melesat ke
masa depan. Adapun jika kita kembali ke masa lalu dan melakukan suatu perubahan
sejarah, maka hal itu akan merubah masa depan. Hal ini lantas memunculkan teori
grandfather paradox (paradoks kakek).
Maksudnya begini. Seandainya Anda pergi ke masa lalu dan membunuh kakek Anda ketika
ia masih muda (belum menikah dengan nenek Anda), maka ayah Anda tidak akan
pernah lahir sehingga Anda pun seharusnya tidak pernah lahir. Akibatnya terjadi
paradoks, yaitu bahwa Anda seharusnya tidak pernah kembali ke masa lalu dan
membunuh kakek Anda karena Anda seharusnya tidak pernah ada.
Para ahli fisika menuturkan
bahwa secara teoritis, mesin waktu tidak mustahil untuk dibuat. Hal ini
didasarkan pada teori Albert Einstein tentang ruang-waktu. Menurut Einstein,
ruang waktu tidak bersifat statis dan linier, melainkan bersifat fleksibel. Bayangkan
bahwa dimensi ruang-waktu adalah seperti selembar kertas. Kita analogikan ujung
depan kertas adalah ruang-waktu di MASA KINI, sedangkan ujung belakang kertas
adalah ruang waktu di MASA LALU. Ketika masih berada dalam keadaan lurus, ujung
depan dan ujung belakang kertas masih terpisah. Namun jika kita melipat kertas tersebut, ujung depan dan ujung
belakangnya dapat bertemu. Begitu juga dengan konsep ruang-waktu Einstein,
yaitu bahwa dimensi ruang-waktu dapat “dilipat-lipat.” Jika kita dapat
“melipat” dimensi ruang-waktu, maka kita dapat mempertemukan masa lalu dan masa
depan, dan perjalanan lintas waktu pun terjadi.
Salah satu cara
mempertemukan kedua titik pada dimensi ruang-waktu tersebut adalah dengan
menggunakan wormhole (lubang cacing). Wormhole adalah suatu lubang jalan pintas
yang menghubungkan antara dua titik pada dimensi ruang-waktu. Berikut ini
adalah ilustrasi wormhole.
![]() |
Wormhole: Lubang Penghubung Pada Dimensi Ruang-Waktu |
Jadi, jika mesin waktu memang
bisa diproduksi oleh manusia, maka mesin waktu tersebut harus dapat membuat
wormhole dan mengontrolnya sedemikian rupa sehingga dapat diatur tanggal dan
tempat tujuan dari perjalanan lintas waktu yang akan dilakukan. Berdasarkan
teori relativitas Einstein, terdapat kemungkinan adanya wormhole. Namun para
ilmuwan belum tahu cara memproduksi wormhole. Lagipula, hingga saat ini
keberadaan wormhole masih sebatas teori. Para ilmuwan masih belum dapat
membuktikan eksistensi wormhole secara empiris.
Bagaimanapun, wormhole
bukanlah satu-satunya dasar dalam membahas perjalanan lintas waktu. Dasar lain
yang dapat digunakan adalah kecepatan cahaya. Dalam artikel saya yang berjudul Bagaimana Cara Menghentikan Waktu?,
telah saja jelaskan bahwa lamanya waktu tergantung dari kecepatan objek yang
mengalami waktu tersebut. Semakin cepat kita bergerak, semakin lambat waktu
yang terjadi (relatif terhadap acuan objek lain yang bergerak lambat). Ketika kita
bergerak sama cepat dengan kecepatan cahaya, maka waktu akan terhenti (relatif
terhadap acuan objek lain yang bergerak lambat). Ketika kita kemudian bergerak
LEBIH CEPAT daripada cahaya, maka kita dapat kembali ke masa lalu.
![]() |
Albert Einstein dan Persamaan Terkenalnya |
Hanya saja, secara
teoritis, kita tidak mungkin bergerak secepat cahaya, APALAGI lebih cepat
daripada cahaya. Mengapa? Karena semakin cepat kita bergerak, massa kita semakin
bertambah. Hal ini sesuai dengan persamaan Einstein E = mc2. Energi
(E) setara dengan massa (m). Jadi berdasarkan persamaan tersebut, ketika kita
bergerak semakin cepat, maka energi kinetik kita bertambah, sehingga massa kita
pun bertambah. Jika massa kita bertambah, maka dibutuhkan energi tambahan untuk
memperbesar kecepatan kita. Begitu seterusnya, sehingga dibutuhkan tambahan
energi yang TAK TERHINGGA besarnya untuk membuat kita bergerak dengan kecepatan
cahaya. Adapun cahaya sendiri adalah partikel TAK BERMASSA, sehingga ia dapat
bergerak secepat itu.
Perjalanan lintas waktu
memang lebih tampak sebagai fiksi ilmiah belaka, karena bagi kita, waktu adalah
suatu hal yang berjalan maju secara statis dan takkan pernah bisa diutak-atik. Dan
mesin waktu tampak sebagai suatu teknologi yang mustahil diwujudkan. Namun
demikian, kita tidak bisa menggunakan situasi saat ini sebagai tolak ukur
sebuah wacana teknologi. Sebagai contoh, jika kepada masyarakat Nabi Nuh dikatakan
bahwa manusia dapat pergi ke bulan, tentu mereka tidak akan percaya dan
menganggapnya sebagai sesuatu yang mustahil, namun ketika berabad-abad setelah
itu teknologi semakin maju, Neil Armstrong pun menginjakkan kaki di bulan. Begitu
pula, saat ini mungkin kita menganggap bahwa mesin waktu mustahil diproduksi,
namun bisa jadi di masa depan, mesin waktu benar-benar dapat dibuat dan
digunakan.
![]() |
Ronald Mallett dan Eksperimen Mesin Waktunya |
Pada kenyataannya, produksi
mesin waktu bukanlah sebatas wacana. Saat ini sudah ada orang yang mencoba
membuatnya. Adalah Ronald Mallett, seorang fisikawan berkebangsaan Amerika yang
tengah melakukan penelitian secara serius untuk membuat mesin waktu. Ketika berumur
10 tahun, ayah Mallett terkena serangan jantung dan meninggal. Sangat mencintai
ayahnya, Mallett kemudian termotivasi untuk membuat mesin waktu agar ia bisa
kembali ke masa lalu dan menolong ayahnya. Hingga saat ini Mallett memang belum
berhasil membuat sebuah mesin waktu, namun penelitiannya merupakan sebuah batu
loncatan yang penting dalam sejarah teknologi mesin waktu.
![]() |
Stephen Hawking |
Ada satu hal yang
menarik. Fisikawan Stephen Hawking mengatakan bahwa mesin waktu tidak akan
pernah bisa dibuat. Ia beralasan bahwa jika memang suatu saat nanti mesin waktu
berhasil diciptakan, maka TENTU SAAT INI TELAH BANYAK ORANG YANG DATANG DARI
MASA DEPAN MENGUNJUNGI KITA. Namun faktanya, hingga saat ini tidak pernah ada “turis
waktu” dari masa depan yang kembali ke masa lalu dan mengunjungi kita. Itu berarti,
menurut Hawking, mesin waktu tidak akan pernah bisa diciptakan.
Akan tetapi ada juga
yang berteori bahwa alam semesta ini bukan hanya ada satu versi, melainkan
banyak versi yang semuanya saling berdampingan. Dalam istilah internasional,
hal ini disebut parallel universe. Artinya,
jika mesin waktu dapat dibuat, kemudian orang kembali ke masa lalu dan membuat
perubahan sejarah, maka perubahan tersebut terjadi di alam semesta versi lain,
bukan alam semesta versi orang yang kembali ke masa lalu itu. Hal ini lantas
menjelaskan solusi bagi grandfather
paradox. Orang yang membunuh kakeknya itu tetap akan eksis, meskipun
kakeknya sudah mati, karena ruang-waktu yang ditinggali oleh kakeknya di masa
lalu itu berbeda dengan ruang-waktu yang ditinggalinya di masa depan. Jadi,
memang ia telah melakukan perubahan sejarah, namun hanya perubahan itu terjadi
di alam semesta versi lain. Teori ini juga menjelaskan argumen Stephen Hawking di atas. Mungkin saja telah terjadi "pariwisata waktu," namun itu terjadi di alam semesta versi lain, bukan di alam semesta versi kita.
*******
Ditulis
Oleh Doni Aris Yudono
Sumber Gambar:
Referensi Data: