Showing posts with label Sains Umum. Show all posts
Showing posts with label Sains Umum. Show all posts

Wednesday, April 1, 2015

9 Mengapa Malam Hari Sebelum Hujan Terasa Gerah?


Inspirasi untuk menulis artikel ini datang kemarin, ketika malam hari di rumah, saya merasa gerah sekali. Kemudian tengah malamnya hujan turun sampai pagi. Ketika esok paginya saya ngobrol dengan seorang rekan kerja, kami membicarakan tentang hujan tersebut dan dia mengaitkannya dengan suasana gerah semalam sebelumnya. Saya lantas menyadari bahwa memang hal ini merupakan suatu fenomena alam yang lumrah terjadi: Jika tengah malam akan hujan, maka malamnya pasti udara akan terasa gerah. Saya pun berpikir bahwa hal ini pantas untuk saya bahas di detektif fisika :D

Mendung Di Malam Sebelum Hujan: Suasana Gerah Melanda 

Fenomena ini sebetulnya menarik. Hujan identik dengan suhu udara yang dingin. Namun mengapa pada malam hari sebelum hujan justru kita merasa kegerahan?

Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena ini.

Pertama, suhu udara pada malam hari, sebelum hujan tiba, memang meningkat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Mulai pagi hingga sore hari, matahari menyinari permukaan bumi. Sebagian energi panas matahari tersebut diserap dan disimpan di permukaan bumi. Ketika malam tiba, panas simpanan tersebut dikeluarkan kembali melalui radiasi. Pada kondisi normal (ketika tidak akan terjadi hujan), langit cenderung bersih dari awan sehingga radiasi panas tersebut dapat meluncur dan ke angkasa dengan mulus. Nah, ketika akan terjadi hujan, langit penuh dengan awan mendung. Awan-awan tebal ini memantulkan kembali radiasi panas yang dipancarkan oleh permukaan bumi. Akibatnya, terjadi akumulasi panas di atmosfer bawah, sehingga suhu udara pun meningkat.

Hal ini juga menjelaskan mengapa fenomena kegerahan ini hanya terjadi pada malam hari ketika hujan akan turun pada tengah malam. Ketika malam hari, terjadi akumulasi panas di permukaan bumi hasil serapan energi cahaya matahari sepanjang siang. Fenomena ini tidak terjadi pada pagi hari ketika hujan akan turun di siang hari, karena sebelum pagi tiba, telah berlangsung malam selama 12 jam di mana tidak ada serapan panas dari cahaya matahari.

Kedua, ketika hujan akan turun, kelembaban udara meningkat. Artinya, udara berisi banyak sekali uap air. Kelembaban udara yang tinggi ini menyebabkan keringat kita susah menguap, karena udara, yang sudah berisi banyak uap air itu, susah untuk menerima uap air tambahan. Padahal, penguapan keringat merupakan mekanisme tubuh kita untuk membuang panas berlebih. Akibatnya, panas tubuh terakumulasi di dalam tubuh dan kita pun kegerahan.

Udara Lembab Membuat Keringat Di Kulit Sulit Menguap

Adapun tentang keringat yang dapat membuang panas tubuh dapat dijelaskan seperti ini. Tubuh kita senantiasa memproduksi energi dengan membakar karbohirat atau cadangan lemak. Hal ini menghasilkan panas di dalam tubuh secara terus-menerus. Nah, agar tubuh tidak kelebihan panas, maka tentu sebagian panas ini harus dibuang. Pembuangan panas tubuh dilakukan dengan cara mengeluarkan keringat. Pertama-tama, energi panas tubuh diserap oleh keringat di dalam tubuh, lalu keringat tersebut dikeluarkan di permukaan kulit. Ketika bersentuhan dengan udara, keringat tersebut kemudian menguap dengan membawa serta panas tubuh tadi. Alhasil, tubuh kita mengalami pendinginan.
    
Berkeringat Merupakan Mekanisme Tubuh Untuk Membuang Panas

Perlu digarisbawahi bahwa proses pengeluaran panas tubuh melalui keringat ini tidak hanya terjadi ketika kita berolahraga di mana keringat bercucuran sebesar biji jagung :D Keringat juga senantiasa dikeluarkan oleh kulit dalam skala kecil, sehingga butiran keringatnya tidak nampak jelas oleh mata kita.

Kesimpulannya: Ketika malam hari menjelang hujan, suhu udara meningkat sehingga tubuh kita perlu membuang panas berlebih dengan cara berkeringat. Namun ketika tubuh kita hendak berkeringat, kelembaban udara yang tinggi menyulitkan keringat kita untuk menguap. Gerahlah kita dibuatnya.

Demikian dijelaskan, semoga menambah wawasan Anda ^_^

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:

Tuesday, February 10, 2015

114 Apakah Mesin Waktu Dapat Diciptakan?


Banyak film fiksi ilmiah bercerita tentang mesin waktu, contohnya The Time Machine, de Javu, dan Looper. Gambar berikut ini merupakan gambar sebuah mesin waktu yang diceritakan dalam film “The Time Machine.”

Bentuk Mesin Waktu Dalam Cerita Fiksi Ilmiah

Di film-film tersebut, dikisahkan bahwa dengan mesin waktu, kita dapat melintasi waktu (time travel) sehingga dapat kembali ke masa lalu atau melesat ke masa depan. Adapun jika kita kembali ke masa lalu dan melakukan suatu perubahan sejarah, maka hal itu akan merubah masa depan. Hal ini lantas memunculkan teori grandfather paradox (paradoks kakek). Maksudnya begini. Seandainya Anda pergi ke masa lalu dan membunuh kakek Anda ketika ia masih muda (belum menikah dengan nenek Anda), maka ayah Anda tidak akan pernah lahir sehingga Anda pun seharusnya tidak pernah lahir. Akibatnya terjadi paradoks, yaitu bahwa Anda seharusnya tidak pernah kembali ke masa lalu dan membunuh kakek Anda karena Anda seharusnya tidak pernah ada.

Para ahli fisika menuturkan bahwa secara teoritis, mesin waktu tidak mustahil untuk dibuat. Hal ini didasarkan pada teori Albert Einstein tentang ruang-waktu. Menurut Einstein, ruang waktu tidak bersifat statis dan linier, melainkan bersifat fleksibel. Bayangkan bahwa dimensi ruang-waktu adalah seperti selembar kertas. Kita analogikan ujung depan kertas adalah ruang-waktu di MASA KINI, sedangkan ujung belakang kertas adalah ruang waktu di MASA LALU. Ketika masih berada dalam keadaan lurus, ujung depan dan ujung belakang kertas masih terpisah. Namun jika kita melipat  kertas tersebut, ujung depan dan ujung belakangnya dapat bertemu. Begitu juga dengan konsep ruang-waktu Einstein, yaitu bahwa dimensi ruang-waktu dapat “dilipat-lipat.” Jika kita dapat “melipat” dimensi ruang-waktu, maka kita dapat mempertemukan masa lalu dan masa depan, dan perjalanan lintas waktu pun terjadi.

Salah satu cara mempertemukan kedua titik pada dimensi ruang-waktu tersebut adalah dengan menggunakan wormhole (lubang cacing). Wormhole adalah suatu lubang jalan pintas yang menghubungkan antara dua titik pada dimensi ruang-waktu. Berikut ini adalah ilustrasi wormhole.

Wormhole: Lubang Penghubung Pada Dimensi Ruang-Waktu
 
Wormhole dan Kaitannya dengan Perjalanan Lintas Waktu

Jadi, jika mesin waktu memang bisa diproduksi oleh manusia, maka mesin waktu tersebut harus dapat membuat wormhole dan mengontrolnya sedemikian rupa sehingga dapat diatur tanggal dan tempat tujuan dari perjalanan lintas waktu yang akan dilakukan. Berdasarkan teori relativitas Einstein, terdapat kemungkinan adanya wormhole. Namun para ilmuwan belum tahu cara memproduksi wormhole. Lagipula, hingga saat ini keberadaan wormhole masih sebatas teori. Para ilmuwan masih belum dapat membuktikan eksistensi wormhole secara empiris.

Bagaimanapun, wormhole bukanlah satu-satunya dasar dalam membahas perjalanan lintas waktu. Dasar lain yang dapat digunakan adalah kecepatan cahaya. Dalam artikel saya yang berjudul Bagaimana Cara Menghentikan Waktu?, telah saja jelaskan bahwa lamanya waktu tergantung dari kecepatan objek yang mengalami waktu tersebut. Semakin cepat kita bergerak, semakin lambat waktu yang terjadi (relatif terhadap acuan objek lain yang bergerak lambat). Ketika kita bergerak sama cepat dengan kecepatan cahaya, maka waktu akan terhenti (relatif terhadap acuan objek lain yang bergerak lambat). Ketika kita kemudian bergerak LEBIH CEPAT daripada cahaya, maka kita dapat kembali ke masa lalu.

Albert Einstein dan Persamaan Terkenalnya

Hanya saja, secara teoritis, kita tidak mungkin bergerak secepat cahaya, APALAGI lebih cepat daripada cahaya. Mengapa? Karena semakin cepat kita bergerak, massa kita semakin bertambah. Hal ini sesuai dengan persamaan Einstein E = mc2. Energi (E) setara dengan massa (m). Jadi berdasarkan persamaan tersebut, ketika kita bergerak semakin cepat, maka energi kinetik kita bertambah, sehingga massa kita pun bertambah. Jika massa kita bertambah, maka dibutuhkan energi tambahan untuk memperbesar kecepatan kita. Begitu seterusnya, sehingga dibutuhkan tambahan energi yang TAK TERHINGGA besarnya untuk membuat kita bergerak dengan kecepatan cahaya. Adapun cahaya sendiri adalah partikel TAK BERMASSA, sehingga ia dapat bergerak secepat itu.

Perjalanan lintas waktu memang lebih tampak sebagai fiksi ilmiah belaka, karena bagi kita, waktu adalah suatu hal yang berjalan maju secara statis dan takkan pernah bisa diutak-atik. Dan mesin waktu tampak sebagai suatu teknologi yang mustahil diwujudkan. Namun demikian, kita tidak bisa menggunakan situasi saat ini sebagai tolak ukur sebuah wacana teknologi. Sebagai contoh, jika kepada masyarakat Nabi Nuh dikatakan bahwa manusia dapat pergi ke bulan, tentu mereka tidak akan percaya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang mustahil, namun ketika berabad-abad setelah itu teknologi semakin maju, Neil Armstrong pun menginjakkan kaki di bulan. Begitu pula, saat ini mungkin kita menganggap bahwa mesin waktu mustahil diproduksi, namun bisa jadi di masa depan, mesin waktu benar-benar dapat dibuat dan digunakan.

Ronald Mallett dan Eksperimen Mesin Waktunya

Pada kenyataannya, produksi mesin waktu bukanlah sebatas wacana. Saat ini sudah ada orang yang mencoba membuatnya. Adalah Ronald Mallett, seorang fisikawan berkebangsaan Amerika yang tengah melakukan penelitian secara serius untuk membuat mesin waktu. Ketika berumur 10 tahun, ayah Mallett terkena serangan jantung dan meninggal. Sangat mencintai ayahnya, Mallett kemudian termotivasi untuk membuat mesin waktu agar ia bisa kembali ke masa lalu dan menolong ayahnya. Hingga saat ini Mallett memang belum berhasil membuat sebuah mesin waktu, namun penelitiannya merupakan sebuah batu loncatan yang penting dalam sejarah teknologi mesin waktu.

Stephen Hawking

Ada satu hal yang menarik. Fisikawan Stephen Hawking mengatakan bahwa mesin waktu tidak akan pernah bisa dibuat. Ia beralasan bahwa jika memang suatu saat nanti mesin waktu berhasil diciptakan, maka TENTU SAAT INI TELAH BANYAK ORANG YANG DATANG DARI MASA DEPAN MENGUNJUNGI KITA. Namun faktanya, hingga saat ini tidak pernah ada “turis waktu” dari masa depan yang kembali ke masa lalu dan mengunjungi kita. Itu berarti, menurut Hawking, mesin waktu tidak akan pernah bisa diciptakan.

Akan tetapi ada juga yang berteori bahwa alam semesta ini bukan hanya ada satu versi, melainkan banyak versi yang semuanya saling berdampingan. Dalam istilah internasional, hal ini disebut parallel universe. Artinya, jika mesin waktu dapat dibuat, kemudian orang kembali ke masa lalu dan membuat perubahan sejarah, maka perubahan tersebut terjadi di alam semesta versi lain, bukan alam semesta versi orang yang kembali ke masa lalu itu. Hal ini lantas menjelaskan solusi bagi grandfather paradox. Orang yang membunuh kakeknya itu tetap akan eksis, meskipun kakeknya sudah mati, karena ruang-waktu yang ditinggali oleh kakeknya di masa lalu itu berbeda dengan ruang-waktu yang ditinggalinya di masa depan. Jadi, memang ia telah melakukan perubahan sejarah, namun hanya perubahan itu terjadi di alam semesta versi lain. Teori ini juga menjelaskan argumen Stephen Hawking di atas. Mungkin saja telah terjadi "pariwisata waktu," namun itu terjadi di alam semesta versi lain, bukan di alam semesta versi kita.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:

Referensi Data:


Friday, January 9, 2015

8 Apa Perbedaan Antara Cuaca, Musim, Dan Iklim?


Banyak orang masih bingung tentang perbedaan antara cuaca, musim, dan iklim, sehingga pemahamannya terkadang rancu dan tertukar-tukar. Ada yang berkata, "Cuaca saat ini sedang kemarau," atau, "Iklim di Eropa saat ini adalah dingin dan bersalju." Bagaimana sebetulnya pengertian yang benar? Kali ini saya akan membahasnya supaya menjadi jelas. 

Pertama-tama, sebelum kita membahas tentang perbedaannya, perlu ditekankan dulu tentang PERSAMAANNYA. Cuaca, musim, dan iklim merupakan KONDISI UDARA (ATMOSFER) di suatu wilayah tertentu. Kondisi udara ini meliputi intensitas sinar matahari, suhu, kelembaban, dan aliran angin.

Sekarang PERBEDAANNYA. Cuaca, musim, dan iklim berbeda dalam hal LAMA WAKTU KEJADIANNYA.

CUACA terjadi dalam waktu paling singkat, terobservasi dalam hitungan HARI. Contoh cuaca adalah cerah, berawan, hujan, hujan es, dan badai. Perhatikanlah bahwa contoh-contoh keadaan atmosfer ini teramati secara harian. Coba ingat-ingat lagi ramalan cuaca di televisi, mereka berkata bahwa cuaca HARI INI cerah, sedangkan cuaca ESOK HARI sedikit berawan, misalnya.

Cuaca: Kondisi Atmosfer Harian

MUSIM terjadi dalam waktu yang LEBIH LAMA daripada cuaca. Musim terobservasi dalam hitungan BULAN. Contoh cuaca adalah kemarau, penghujan, musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Ingat-ingatlah lagi semua musim ini, mereka diamati secara bulanan, bukan?

Di wilayah khatulistiwa, seperti Indonesia, musimnya hanya ada dua dalam setahun, sehingga masing-masing musim terjadi selama 6 bulan. Musim-musim daerah khatulistiwa tersebut adalah:

1) musim KEMARAU (terjadi selama bulan April hingga September) 

2) musim PENGHUJAN (terjadi selama bulan Oktober hingga Maret).

Di wilayah utara dan selatan khatulistiwa, musimnya ada empat dalam setahun, sehingga masing-masing musim terjadi selama 3 bulan. Musim-musim daerah non-khatulistiwa tersebut adalah:

1) MUSIM SEMI
    [21 Maret - 21 Juni (utara), dan 23 September - 21 Desember  (selatan)]

2) MUSIM PANAS
    [21 Juni - 23 September (utara), dan 21 Desember - 21 Maret (selatan)]

3) MUSIM GUGUR
    [23 September-21 Desember (utara), dan 21 Maret - 21 Juni (selatan)]

4) MUSIM DINGIN
    [21 Desember - 21 Maret (utara), dan 21 Juni - 23 September (selatan)]
  
Perhatikan bahwa MUSIM TERDIRI DARI CUACA-CUACA yang memiliki pola tertentu. Misalnya, MUSIM PANAS terdiri dari cuaca harian yang terang, terik, dan kering, sedangkan MUSIM DINGIN terdiri dari cuaca harian yang remang, dingin, dan basah.

4 Musim Di Wilayah Sub-Tropis: Semi - Panas - Gugur - Dingin

IKLIM terjadi dalam waktu yang lebih lama daripada musim. Iklim terobservasi dalam hitungan TAHUN. Contoh iklim adalah tropis, sub-tropis, dan iklim kutub. Iklim lazimnya telah melekat pada identitas suatu wilayah karena iklim merupakan kumpulan pola musim yang khas sebagai satu kesatuan. Misalnya, Indonesia dikenal sebagai negara beriklim tropis karena musimnya hanya 2 (panas-penghujan), sedangkan Inggris dikenal sebagai negara beriklim sub-tropis karena punya 4 musim (panas-gugur-dingin-semi). Kutub utara dan selatan bumi punya iklimnya sendiri, karena wilayah kutub selalu tertutup tertutup es dan selalu super dingin sepanjang tahun.

Iklim Kutub: Putih Es Salju Sepanjang Tahun

Begitulah manusia menciptakan pengklasifikasian kondisi atmosfer menjadi cuaca, musim, dan iklim sehingga mudah untuk dipelajari.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:

Wednesday, January 7, 2015

10 Mengapa Air dan Minyak Tak Mau Bersatu?


Perhatikanlah makanan berkuah yang mengandung minyak seperti rawon dan soto, minyaknya selalu berada di atas ainya. Selain itu, minyak juga tidak bercampur dengan air, seperti yang tampak pada gambar di atas. Apa yang terjadi? Mengapa minyak dan air tak mau bersatu?

Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya sederhana saja: Minyak dan air tak mau bersatu karena mereka memiliki CARA YANG BERBEDA untuk bersatu. Maksudnya begini. Molekul-molekul air bersatu dengan cara ikatan POLAR, sedangkan molekul-molekul minyak bersatu dengan cara ikatan NON-POLAR.

Sekarang pertanyaannya, apa itu IKATAN POLAR?

Seperti kita ketahui, molekul air merupakan gabungan antara dua atom hidrogen (H) dan satu atom oksigen (O) sehingga rumus molekulnya adalah H2O. Berikut ini adalah ilustrasi molekul air.


Atom H dan O tersambung melalui ikatan kovalen.  Atom H memiliki 1 buah elektron valensi (elektron terluar), sedangkan atom O memiliki 6 buah elektron valensi. Agar sebuah atom menjadi stabil, elektron valensi mereka harus berjumlah 2 atau 8. Atom H punya 1 elektron valensi sehingga atom H mengikatkan diri dengan salah satu elektron valensi atom O. Dengan demikian, masing-masing atom H kini memiliki 1+1=2 elektron valensi dan menjadi stabil karenanya. Seiring dengan itu, karena atom O terikat dengan 2 atom H, maka atom O mendapat tambahan 2 elektron valensi sehingga total elektron valensinya kini adalah 6+2=8 buah dan menjadi stabil karenanya.

Perhatikan lagi gambar molekul air di atas. Pada bagian luar atom hidrogen, tidak ada lapisan elektron valensi. Inti atom hidrogen (seperti halnya atom-atom lainnya) mengandung proton yang bermuatan positif. Hal ini mengakibatkan sisi kedua atom hidrogen pada molekul air bermuatan positif (+). Pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi luar atom oksigen, ada eketron valensi yang menyelubungi. Elektron bermuatan negatif sehingga sisi luar atom oksigen pada molekul air pun bermuatan negatif (-). Nah inilah yang menyebabkan molekul air bersifat polar. Polar artinya kutub. Molekul air bersifat polar karena memiliki kutub positif (pada bagian luar atom-atom hidrogennya) dan kutub negatif (pada bagian luar atom oksigennya).

Di dalam air, kutub negatif sebuah molekul air akan berikatan dengan kutub positif molekul air lainnya. Dengan kata lain, ketika molekul-molekul air bersatu, atom H (+) akan berikatan dengan atom O (-). Cara bersatunya molekul-molekul air ini diilustrasikan pada gambar berikut.


Nah, inilah cara molekul air bersatu, yaitu berdasakan jenis muatan (polaritas).  Jadi, suatu senyawa dapat disatukan dengan air apabila senyawa tersebut memiliki sifat polaritas seperti air. Contohnya adalah garam dapur (NaCl). Sisi Na bermuatan positif sedangkan sisi Cl bermuatan negatif. Sehingga ketika NaCl dicampur dengan air, Na (+) akan terikat dengan O (-), sedangkan Cl (-) akan terikat dengan H (+).

Sekarang kita kembali pada minyak. Minyak bukan merupakan senyawa polar. Artinya, tidak ada bagian-bagian minyak yang bermuatan positif ataupun negatif. Semuanya netral-netral saja, sehingga minyak disebut senyawa non-polar. Minyak bersatu dengan menggunakan cara yang berbeda dengan air, sehingga minyak dan air pun tidak dapat menyatu.

Berikut ini adalah ilutrasi dari penyatuan molekul-molekul minyak. Perhatikan bahwa penyatuannya asal bertumpuk saja, bukan seperti air yang sambungannya harus sesuai antara kutub positif dan negatif.

 
Misalnya ketika jari-jari tangan kita terkena air dan minyak, maka ilustrasinya adalah seperti gambar di bawah. Yang hitam-putih adalah molekul minyak, sedangkan yang merah-putih adalah molekul air.


Sekarang, jika tangan kita terkena minyak seperti itu, kita dapat membersihkannya dengan menggunakan air, namun harus dengan bantuan sabun. Sabun dapat menyatukan minyak dan air sehingga kita bisa membersihkan tangan kita dari kotoran yang berminyak. Bagaimana sabun melakukannya? Perhatikan gambar berikut.


Molekul sabun memiliki dua sisi. Sisi yang satu bersifat polar (sehingga dapat mengikat air), sedangkan sisi yang lain bersifat non-polar (sehingga dapat mengikat minyak). Dengan cara ini, sabun dapat mengikat air dan minyak sehingga kedua jenis cairan yang selalu bermusuhan ini dapat disatukan (meskipun secara tidak langsung, yaitu dengan sabun sebagai penghubungnya). Larutan sejenis sabun ini disebut emulsifier. Contoh lain dari emulsifier adalah deterjen.

Jika kita tarik falsafahnya dalam kehidupan, terkadang ada dua pihak yang saling bermusuhan seperti air dan minyak yang tak mau bersatu. Dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan pihak penengah (seperti emulsifier) yang menjembatani kedua pihak sehingga tercipta persatuan di antara kita ^_^

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

SUMBER GAMBAR:

Tuesday, January 6, 2015

1 Mengapa Ada Perbedaan Waktu Di Indonesia?


Jika di Jakarta pukul 8:00 pagi, maka di saat yang sama di Denpasar adalah pukul 09:00 pagi dan di Jayapura adalah pukul 10:00 pagi. Jika Anda naik pesawat dari Jawa ke Bali, maka ketika sampai di bandara Bali, Anda akan diingatkan oleh pramugari tentang perbedaan waktu sebanyak 1 jam antara Jawa dan Bali, di mana waktu Bali lebih “duluan” daripada waktu Jawa. Kebetulan saya besar di Papua. Ketika menonton TV, maka jam tayang program acara TV biasanya dinyatakan dalam WIB, yaitu singkatan dari Waktu Indonesia Barat. Saya pun telah terbiasa untuk melakukan “konversi” jam tayang tersebut. Jika di TV dinyatakan bahwa program acara tertentu akan tayang pukul 15:00 WIB, maka dengan cepat saya mafhum bahwa acara tersebut akan tayang pukul 17:00 di Papua.

Mengapa hal semacam ini terjadi? Mengapa ada perbedaan waktu di Indonesia?

Pertama-tama kita perlu menyadari bahwa perbedaan waktu tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi di seluruh bumi. Contoh gampangnya adalah siaran sepak bola. Ketika kita menonton siaran live sepak bola eropa, misalnya, maka kita di sini nontonnya tengah malam, sedangkan kondisi lapangan di sana terang-benderang di siang hari. Ini disebabkan oleh perbedaan waktu yang sangat jauh antara Indonesia dan Eropa.

Penjelasan mengenai perbedaan waktu seperti ini akan mudah dimengerti ketika kita memperhatikan pergerakan matahari dan bumi. Perhatikan gambar berikut.

Pada kondisi gambar di atas, bagian bumi yang satu sedang mengalami siang dan, pada saat yang sama, bagian bumi yang lain sedang mengalami malam. Dari sini jelas tampak bahwa kedua tempat tersebut harus memiliki perbedaan waktu. Kondisi pada gambar di atas merupakan contoh ekstrim tentang perbedaan waktu, di mana kedua tempat tersebut terletak pada sisi bumi yang berlawanan. Prinspnya, setiap tempat di bumi mengalami perbedaan waktu yang disebabkan oleh perbedaan posisi mereka terhadap posisi matahari. Sekarang mari kita kembali pada kasus perbedaan waktu di Indonesia.

Antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur, perbedaan waktunya tidak ekstrim. Artinya, jika Bandung sedang berada pada siang hari, maka Merauke juga berada pada siang hari, namun waktu mereka tetap berbeda. Mengapa berbeda? Karena sudut yang dibentuk oleh posisi matahari dan permukaan tanah adalah berbeda antara di Bandung dan di Merauke pada saat yang sama.

Saat matahari mulai menyingsing di pagi buta, sudut yang dibentuk oleh sinar matahari terhadap permukaan tanah adalah mendekati nol derajat. Ketika siang bolong, sudutnya menjadi tegak lurus (90 derajat). Ketika menjelang malam, sudutnya mendekati 180 derajat.


Posisi matahari bergerak dari timur ke barat, sehingga belahan bumi bagian timur “lebih dulu menerima” sinar matahari  daripada belahan bumi bagian barat. Artinya, matahari terbit lebih dulu di Merauke, baru setelah beberapa jam kemudian matahari terbit di Bandung. Datangnya malam juga demikian. Merauke lebih dulu mengalami malam daripada Bandung. Nah, karena pada saat yang sama posisi matahari berbeda-beda antara Indonesia barat, tengah, dan timur, maka perlu dibuat perbedaan waktu untuk ketiga wilayah tersebut. Perbedaannya adalah sebanyak 1 jam antara dua wilayah yang berbatasan. Maksudnya, waktu di Indonesia tengah  adalah 1 jam lebih lambat daripada waktu di Indonesia bagian timur, dan waktu di Indonesia barat  adalah 1 jam lebih lambat daripada waktu di Indonesia bagian tengah.

Sekarang pertanyaannya, mengapa perbedaannya harus 1 jam?

Penetapan beda 1 jam itu hanya untuk mempermudah pengaturan jam. Sebetulnya, waktu antar kota-kota sendiri pun saling berbeda, meskipun sama-sama berada di wiayah Indonesia barat, misalnya. Sebagai contoh, berdasarkan pengaturan beda 1 jam ini, Semarang dan  Surabaya berada pada zona waktu yang sama, karena kedua kota tersebut berada di wilayah Indonesia barat. Akan tetapi sebenarnya waktu di Semarang berbeda beberapa menit dari waktu di Surabaya, akibat dari sudut sinar matahari yang hanya berbeda beberapa derajat di kedua kota tersebut.

Namun jika kita harus menetapkan sampai sedetail itu, maka aturan perbedaan waktu di Indonesia akan sangat rumit. Jauh lebih mudah jika kita katakan saja bahwa perbedaan antara Indonesia barat, tengah, dan timur adalah 1 jam. Jadi, Semarang dan Surabaya berada pada pukul yang sama, namun mereka berbeda 1 jam lebih lambat daripada waktu di Denpasar.

Pernah ada wacana nasional untuk menyeragamkan saja waktu di Indonesia sehingga antara Indonesia barat, tengah, dan timur tidak ada perbedaan jam. Namun usul ini sulit dilaksanakan. Jika usul ini direalisasikan, maka misalnya jam masuk anak sekolah adalah jam 7 pagi. Maka jam 7 pagi di Jayapura sudah terang-benderang sehingga anak-anak sekolah dapat berangkat dengan nyaman, namun jam 7 pagi di Medan masih gelap-gulita karena sebenarnya mereka masih berada di waktu subuh ketika matahari masih sembunyi malu-malu, sehingga anak-anak sekolah tidak dapat berangkat dengan nyaman.  

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:

Friday, April 25, 2014

4 Bisakah Kita Meminum Air Laut Untuk Menghilangkan Haus?


Banyak kisah (terutama di film-film :D) tentang orang yang pesawat atau kapal yang ditumpanginya karam, berakhir pada keterombang-ambingan di tengah lautan. Pada kondisi seperti ini, ketika rasa haus melanda, pilihan yang ada hanyalah air laut. Apa yang terjadi jika kita meminum air laut? Apakah rasa haus dapat diatasi dengan meminum air laut?


Tubuh kita mengandung air sekitar 72%. Ketika kandungan air tubuh berkurang, maka otak memerintahkan munculnya rasa haus agar kita segera minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Di saat kita minum, aliran air yang melewati kerongkongan membuat rasa haus itu sesaat “terpuaskan” termasuk ketika kita meminum air laut. Akan tetapi, beberapa  saat kemudian kita akan berhadapan dengan bahaya yang sebenarnya.   

Dehidrasi memicu tubuh untuk merasa haus agar kita segera minum
 
Tubuh kita memang membutuhkan garam, namun dengan kadar tertentu. Air laut mengandung banyak garam, sehingga jika kita meminumnya, tubuh kita akan mengalami kelebihan garam. Agar tak mengganggu kestabilan metabolisme tubuh, kelebihan garam ini harus dibuang, yaitu melalui proses kencing. Agar dapat dialirkan dengan baik ke saluran kencing, garam-garam tersebut harus dilarutkan dengan air yang cukup. Tubuh lantas menyedot air tambahan dari sel-selnya sendiri untuk melarutkan garam-garam tersebut. Akibatnya, tubuh kita justru harus kehilangan air untuk membuang air laut yang kita minum.

Terombang-ambing di lautan: Tetap dilarang untuk meminum air laut

Dengan kata lain, meminum air laut akan membuat kita kencing dalam jumlah yang lebih banyak daripada jumlah air laut yang masuk ke tubuh kita. Alih-alih mengatasi dehidrasi, air laut justru membuat tubuh semakin dehidrasi. Alhasil, semakin hauslah kita dibuatnya.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://www.discoveryuk.com/dni-media/mu-56/media-47146-171320.jpg
http://smarterwater.net.au/manage/wp-content/themes/abanix/images/human-body-water-composition.jpg
http://www.united-academics.org/magazine/wp-content/uploads/2013/03/drinking-water-danger-post.jpg
http://apaddleinmypack.files.wordpress.com/2011/06/bom-sea.jpg
 

DETEKTIF FISIKA Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates