Jatuhkanlah sebatang besi ke dalam air, maka niscaya batang besi
tersebut akan tenggelam. Palu, paku, tang, mereka semua juga terbuat dari besi,
dan juga akan tenggelam jika diletakkan di air. Sekarang perhatikan kapal. Kapal
terbuat dari besi, massanya ribuan kilogram, namun mengapa kapal dapat terapung di air?
Prinsip dasar terapung atau tenggelamnya sebuah benda adalah
perbandingan antara massa jenis benda tersebut dan massa jenis air. Ketika massa
jenis benda lebih besar daripada massa jenis air, maka benda akan tenggelam. Ketika
massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis air, maka benda akan
terapung.
Pada kenyataannya, batang besi tenggelam di air. Berarti, massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa massa jenis besi adalah 7.900 kg/m3, sedangkan massa jenis air hanya 1.000 kg/m3. Dapatlah kita katakan bahwa massa jenis besi hampir 8x massa jenis air. Lantas, bagaimana ceritanya sampai kapal bisa mengapung di air?
Hukum fisika selalu berlaku sama untuk semua warga semesta.
Jika kapal memang dapat mengapung di air, maka pastilah massa jenisnya lebih
kecil daripada massa jenis air. Hal ini dapat dijelaskan dengan menilik desain
tubuh kapal.
Kapal bukanlah sebuah benda yang keseluruhannya berisi besi.
Ada banyak ruang-ruang di dalam kapal. Ada ruang ABK, ruang nahkoda, ruang
makan, ruang mesin, dll. Ruang-ruang ini banyak mengandung udara yang mengisi
sela-sela kosongnya. Massa jenis udara hanyalah 1,2 kg/m3, sangat-sangat kecil dibandingkan dengan massa jenis besi dan air. Akibatnya, massa jenis kapal tak lagi murni massa jenis
besi, melainkan berupa massa jenis rata-rata antara besi dan udara, dan karena persentase
udara di dalamnya lebih banyak, maka massa jenis kapal menjadi cukup kecil
untuk mengapung di air.
Akan tetapi, sekali kapal mengalami kebocoran, air akan
segera masuk dan menggantikan posisi yang tadinya ditempati udara. Akibatnya,
massa jenis kapal perlahan-lahan meningkat. Alhasil, pada akhirnya kapal akan
tenggelam karena peran massa jenis udara telah hilang. Yang tinggal hanyalah
dominansi massa jenis besi yang jauh lebih besar daripada massa jenis air, dan kapal itu pun karam.
*******
(Ditulis Oleh Doni
Aris Yudono)
Salut kepada Mas Doni yang dengan telaten mengasuh rubrik ini. Semoga lebih banyak lagi tulisannya utk menjelaskan fenomena2 fisika, agar kaum remaja dan awam bisa memahaminya dengan baik, dan membantu dalam belajar maupun kehidupan sehari-harinya.
ReplyDeleteSemoga Tuhan memberi imbalan yang layak bagi kerja keras Anda.
Dari: Seorang ayah yang menghendaki anak2nya memahami fisika dengan mudah
Terima kasih banyak pak :)
DeleteGood....sangat membantu dala pencerahan teman- teman terutama bapak dan ibu guru, sukses mas Doni...
Deleteartikel yang sangat bagus sekali. terima kasih
ReplyDeleteArigato Gozaimasta ^_^
DeleteManteb mas (y)
ReplyDeleteJadi keingetan lagi pelajaran fisika hahaha
Trims :)
Deleteapakah hal di atas termasuk Hukum Archimedes?
ReplyDeleteYa. Konsep ini berkaitan erat dengan Hukum Archimedes.
Deletethanks brotha
ReplyDeleteim timor is
Terima kasih atas artikelnya
ReplyDeleteSimpulannnya kapal bisa mengapung karena di dalam besi besi yg ada di kapal terapat rongga atau udara sehingga volume kapal menjadi besar karena volumenya ketika dibagi dgn massa, massa jenisnya pun jadi kecil. Jika tdk ada rongga maka volumenya jadi kecil dan saat dibagi dgn massa menghasilkan massa jenis yg besar sehingga kapal pun tdk dpt terapung
ReplyDeleteSaya ijin copy,thanks
ReplyDeleteTerima kasih mas Doni atas ilmu nya. Semoga mas Doni senantiasa berbahagia. Mas saya mau tanya apakah massa jenis udara yang mempengaruhi tadi harganya negatif sehingga mengurangi massa jenis besi? atau karena volume nya besar maka di bagi massa sehingga massa jenis nya menjadi kecil mas Doni?
ReplyDeleteTerima kasih mas Doni.
Harga massa jenis udara tetap positif. Massa jenis kapal secara keseluruhan menjadi kecil karena merupakan massa jenis rata-rata antara besi dan udara. Volume udara sangat besar di dalam kapal sehingga jika dibagi dengan massa, maka nilai massa jenis totalnya menjadi kecil.
DeleteTerima kasih mas doni, saya jadi lebih paham sekarang
ReplyDeleteTerimakasih atas artikel , menambah ilmu buat kami ☺
ReplyDeleteThankyou!
ReplyDeleteNgebantu buat jelasin ke anakku. Thx
ReplyDeleteMakasih
ReplyDeleteTapi bagaimana bisa persentase udara di kapal lebih besar dari pada persentase besi? bukannya massa jenis besi lebih besar dari pada massa jenis udaranya?
ReplyDeleteTerimakasih penjelasannya singkat namun dapat di mengerti :)
ReplyDeleteApa ya nama kapal nya
ReplyDeleteMakasih atas penjelasanya...
ReplyDeleteGood post
ReplyDeleteMantap jiwa
ReplyDelete
ReplyDeleteviagra
viagra asli
jual viagra
toko viagra
viagra original
viagra usa
viagra pfizer
obat viagra asli
obat viagra
obat kuat viagra
apotik viagra
apotik viagra asli
agen viagra
agen viagra asli
toko viagra asli
jual viagra asli
agen viagra usa
jual viagra usa
toko viagra usa
harga viagra
harga viagra asli
beli viagra
viagra original usa
viagra asli original
viagra asli pfizer
viagra asli usa
pil biru asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
obat kuat jakarta
obat kuat asli jakarta
harga titan gel
titan gel
titan gel asli
toko titan gel
jual titan gel
agen titan gel
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
titan gel rusia
harga cialis
cialis asli
obat cialis
obat kuat cialis
jual cialis
toko cialis
agen cialis
cialis england
cialis jakarta
cialis asli jakarta
maaf mas, izin bertanya . lantas, kenapa ya kalau ada manusia yang kecebur di laut suka tenggelam ? padahal manusia tidak seberat kapal laut . Dan juga kalau kita leparin batu ke laut , dia tenggelam, meskipun batu tersebut kecil seukuran kelereng.
ReplyDeleteSaya blm setuju jika itu merupakan rata rata dari masa jenis besi dan udara, jika udara yg dimaksud diruangan abk, parkir dll, dimana tempat tersebut tidak kedap artinya udara bisa saja keluar masuk dan lepas, dan terisi dg yang lainnya. Pasti ada sesuatu dorongan ke atas yg menyebabkan mengapung. Jika dorongan kebawah lebih rendah dibanding dorongan ke atas, saya setuju itu akan mengapung...
ReplyDeleteBentuk perahu yg seperti itu menyebabkan downforce (gaya ke bawah) lebih kecil dibanding jumlah air yg terdisposisi sehingga gaya tolak lebih besar. Dan akhirnya dia mengapung.
Maaf penjelasannya kurang tepat, malah menyesatkan, penjelasan yang kurang tepat seperti ini malah bikin pembaca salah persepsi, selain masa jenis ada faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti gaya tekan keatas dan gaya telan kebawah, mungkin harap ditambahkan agar tidak salah persepsi bagi yang membacanya, terimakasih
ReplyDeleteKurang jelas
DeleteTerima kasih sudah berbagi ilmu
ReplyDelete