Bulan merupakan satelit bumi.
Semua penduduk bumi mengenalnya. Ia dijadikan dasar penanggalan hijriah bagi
umat Islam. Ia berperan dalam cerita legenda manusia serigala. Di kala purnama,
ia ikut menerangi bumi di malam hari. Bahkan ia dijadikan bahan rayuan gombal,
“Wajahmu seelok bulan….” Padahal sebetulnya permukaan di bulan itu banyak
terdapat kawah dan gunung. Jadi orang yang wajahnya diserupakan dengan bulan
adalah orang yang wajahnya tidak rata… Hehehe :D
Pentingkah bulan? Apa jadinya
bumi tanpa bulan?
Ukuran bulan hanyalah 2% dari
ukuran bumi. Sangat kecil. Namun ukurannya yang kecil ini tidak berarti kecil
pula peranannya bagi bumi. Bulan tak hanya sebatas pendamping bumi. Bukan pula sekedar
penghias bumi. Bulan sebenarnya memberikan sumbangsih yang besar terhadap
planet yang kita tinggali ini. Mungkin Anda pernah mempertanyakan, mengapa
permukaan air laut mengalami pasang surut? Nah, di sinilah peranan bulan.
Interaksi gaya gravitasi antara bulan dan bumi menyebabkan permukaan air laut turun
dan naik secara berkala. Bagian bumi yang berada dekat dengan bulan akan mengalami air pasang, sedangkan bagian bumi yang berada di sampingnya akan mengalami air surut. Untuk lebih memahami mekanisme ini, perhatikan gambar berikut.
Apakah hanya itu peranan bulan?
Tidak. Anda mungkin tidak pernah menduga peranan bulan berikut ini.
Seperti semua planet dan satelit
anggota tata surya, bumi senantiasa melakukan rotasi.
Rotasi bumi artinya bumi berputar terhadap porosnya sendiri. Di permukaan bumi terdapat air laut. Akibat gravitasi bumi, air laut semestinya mengikuti pergerakan bumi sepenuhnya. Akan tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Tertariknya air laut oleh gravitasi bulan menyebabkan air laut tersebut tidak sepenuhnya mengikuti gerakan rotasi bumi. Akibatnya, terjadi gesekan antara air laut dan permukaan bumi. Gesekan ini menyebabkan kecepatan rotasi bumi melambat dari waktu ke waktu. Bagaimanapun, laju
perlambatan ini sangat kecil, sehingga kita tidak merasakannya secara
jelas. Melambatnya putaran bumi baru terasa jelas jika kita membandingkan dua
periode bumi yang jedanya ribuan bahkan jutaan tahun.
Pada masa kita sekarang, satu
hari sama dengan 24 jam. Akan tetapi jutaan tahun yang lalu, satu hari kurang
dari 24 jam. Bumi pernah mengalami periode di mana satu hari sama dengan 10 jam!
Sebaliknya, jutaan tahun ke depan, mungkin saja satu hari menjadi 40 jam!
Para ilmuwan telah menemukan
bukti bahwa, jutaan tahun yang lalu, kecepatan rotasi bumi memang jauh lebih
cepat daripada sekarang. Di masa itu, satu hari bumi kurang dari 24 jam. Hal ini
mereka simpulkan dari keadaan fosil biota laut. Ada satu jenis biota laut,
yaitu sejenis koral, yang pola lekuknya tergantung dari
pergerakan sinar matahari. Jika pergerakan sinar matahari semakin cepat, maka
polanya semakin rapat. Dan sebaliknya. Ternyata pola lekukan fosil biota laut
tersebut jauh lebih rapat daripada yang ada sekarang ini. Artinya, jaman dahulu
bumi berputar lebih cepat sehingga pergerakan sinar matahari pun lebih cepat.
Tanpa bulan, mungkin saja hari ini kita mengalami satu hari bumi
yang lamanya hanya 5 jam….
*******
Ditulis Oleh Doni
Aris Yudono
Sumber Gambar: