Monday, January 20, 2014

1 Mengapa Air Laut Rasanya Asin?


Mengapa air laut rasanya asin? Tentu karena mengandung banyak garam. Sekarang pertanyaannya, mengapa air laut mengandung banyak garam? Dari mana garam-garam tersebut berasal?

Kita tahu bahwa garam yang biasa dipakai untuk memasak adalah NaCl (Natrium Klorida). Akan tetapi, ada banyak jenis garam lain yang juga asin rasanya. Garam adalah salah satu bentuk mineral. Mineral adalah bahan penyusun bebatuan. Jadi, sebetulnya garam berasal dari batu. Lantas dari mana asal batu? Batu berasal dari magma yang membeku. Magma berasal dari letusan gunung berapi. Dengan demikian, garam pada mulanya berasal dari perut bumi.

Ketika bebatuan terhempas oleh air, lapisan garamnya terkelupas sedikit demi sedikit dan hanyut bersama air. Proses erosi ini akan berlangsung lebih cepat jika airnya bersifat asam. Salah satu sumber utama air asam adalah air hujan. Di dalam laut terdapat banyak bebatuan, dan bebeatuan itu adalah salah satu sumber garam di laut. Bebatuan dari daratan juga menyumbang garam untuk laut. Ketika hujan turun membasahi bumi, air hujan melapukkan bebatuan di daratan dan melarutkan garam. Air dengan kandungan garam ini kemudian mengalir melalui sungai hingga akhirnya ke laut. Jadi, laut senantiasa mendapat pasokan garam dari daratan.

Lantas, jika air sungai mengandung garam, mengapa rasanya tawar? Jawabannya adalah, air sungai terasa tawar karena kadar garamnya sangat sedikit, sehingga asinnya tidak terasa.

Secara alami, garam yang telah terkumpul di laut tidak dapat kembali ke daratan. Ketika dipanasi oleh cahaya matahari, air laut menguap sedangkan garamnya tetap tertinggal karena terlalu berat (tidak ikut menguap). Akibatnya, air laut, yang awalnya terasa tawar, semakin lama semakin asin. Proses “pengasinan” ini telah berlangsung selama ribuan tahun hingga akhirnya air laut seasin sekarang.


*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://webneel.com/wallpaper/sites/default/files/images/04-2013/20-beach-sea-photography.jpg

Saturday, January 11, 2014

1 Mengapa Kematangan Durian Dapat Diketahui Dengan Cara Memukulnya?


Durian. Buah yang satu ini banyak penggemarnya, meski tak sedikit pula yang mencium baunya saja sudah mau muntah ^_^ BTW, saya termasuk penggemar durian :D

Ketika membeli durian, terdapat beberapa tips agar kita mendapatkan durian yang matang. Salah satu tips itu adalah memukul-mukul kulitnya dengan pisau atau parang. Jika durian menghasilkan bunyi yang dalam ketika dipukul, yaitu “bluk... bluk...”, maka durian tersebut telah matang. Akan tetapi bila bunyinya dangkal, yaitu “plek... plek...”, maka durian tersebut masih mentah. Kok bisa begitu ya?

Dari segi struktur buah, durian mentah berbeda dengan durian matang. Durian mentah memiliki komponen-komponen buah yang masih saling menempel satu sama lain, sehingga strukturnya rapat tak berongga. Akibatnya, ketika kita memukul kulitnya, rambatan getaran bunyi teredam pada bagian dalam buah. Getaran yang dominan hanyalah getaran pada kulit (permukaan) saja, sehingga bunyinya menjadi “plek... plek...”

Durian yang matang memiliki komponen-komponen buah yang mulai terlepas satu sama lain, sehingga strukturnya longgar berongga. Akibatnya, ketika kita memukul kulitnya, redaman getaran menjadi berkurang. Selain itu, rambatan getaran bunyinya juga menggetarkan udara di dalam rongga buah tersebut. Alhasil, bunyinya menjadi “bluk... bluk...”

Fenomena perbedaan bunyi durian mentah dan matang ketika dipukul ini mirip dengan perbedaan suara gitar akustik dan gitar listrik yang tidak terhubung pada ampli. Gitar akustik memiliki rongga, sehingga ia memiliki suara yang dalam karena getaran senarnya menggetarkan pula udara di dalam rongga gitar. Gitar listrik tidak memiliki rongga seperti itu, jadi ketika senarnya dipetik, suaranya dangkal karena hanya berasal dari getaran permukaan saja.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:

Friday, January 10, 2014

1 Mengapa Selimut Dapat Menghangatkan Tubuh Kita?


Cuaca dingin, hujan deras, enaknya menghangatkan diri di bawah selimut sambil nonton TV, apalagi ditambah minuman hangat ^_^ Jika kita berada di dekat api unggun, maka kita mendapat kehangatan dari energi panas api, begitu pula jika kita meminum minuman hangat. Hal ini berbeda dengan kehangatan selimut. Selimut tidak memiliki sumber kehangatannya sendiri. 

Manusia adalah makhluk berdarah panas yang senantiasa memproduksi energi panas dari dalam tubuhnya. Ini dapat Anda buktikan dengan menyentuh kulit Anda sendiri, Anda akan merasa tubuh Anda hangat. Ketika kita sedang tidak memakai selimut (atau memakai pakaian tipis, atau tidak memakai pakaian sama sekali ^_^), maka panas tubuh itu langsung menguap dan hanyut ditelan udara. Itulah sebabnya kita merasa dingin ketika tidak memakai selimut.

Selimut terbuat dari bahan isolator, yaitu penghantar panas yang buruk. Ketika kita memakai selimut, maka panas tubuh kita akan terperangkap di dalamnya, tidak bisa hanyut bebas ke udara. Ini menciptakan akumulasi panas di permukaan kulit kita sehingga suhunya meningkat. Itulah mengapa selimut dapat menghangatkan tubuh kita.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://www.ckbproducts.com/images/Fleece-Snuggle-Blanket-250-BWA.jpg

Sunday, January 5, 2014

2 Membayangkan Dunia Tanpa Gaya Gesek


Gaya gesek. Inilah gaya yang menyebabkan ban mobil/motor lama-kelamaan menjadi botak. Inilah gaya yang bertanggung jawab atas ausnya kampas rem. Ia juga adalah gaya yang menjadi biang kerok dari berderitnya engsel pintu. Gara-gara gaya geseklah, sepeda motor kita harus ganti oli setiap dua bulan sekali ^_^

Itulah beberapa efek negatif dari gaya gesek dalam kehidupan kita. Jadi, bagaimana kalau gaya gesek dihilangkan saja dari muka bumi? Eeiitt... Kita harus berhati-hati dengan permintaan yang satu ini. Karena tanpa kita sadari, sangat banyak kegiatan manusia bersandar pada keberadaan gaya gesek. Mari sejenak kita bayangkan apa jadinya dunia ini apabila Tuhan Yang Maha Esa mencabut kekuatan gaya gesek dari alam semesta. 
  1. Kita tidak akan bisa berjalan kaki lagi, bahkan berdiri pun tak bisa. Kita bagaikan berada pada sebuah permukaan lantai yang dilumuri oli. Sangat-sangat licin. Kita akan jatuh berkali-kali. 
  2. Mobil/motor/sepeda tidak bisa bergerak dengan putaran roda lagi, karena roda hanya dapat berputar pada permukaan yang kasar. Buktinya, sebuah mobil yang terjebak dalam lubang lumpur tidak dapat bergerak. Seberapa cepatpun putaran roda, ia hanya akan selip di dalam lumpur tersebut. Ketika gaya gesek punah, setiap kendaraan terpaksa harus bergerak dengan menggunakan mesin jet.
  3. Hanya dengan menghembuskan nafas, tubuh kita dapat meluncur di lantai. Hembusan nafas ini bertindak serupa mesin jet.
  4. Karena tak ada lagi gesekan di dalam mesin, kendaraan bermotor tak perlu lagi menggunakan oli. Perusahaan-perusahaan oli pun terpaksa gulung tikar.
  5. Paku tidak bisa tertancap dengan kuat lagi. Setiap tancapan paku akan dengan sangat mudah dicabut dengan tangan kosong.
  6. Biola tak bisa dimainkan lagi, karena suara biola hanya dapat dihasilkan dari pergesekan antara busur dan senarnya
  7. Burung tak bisa terbang lagi, karena burung hanya dapat  terbang akibat adanya pergesekan antara sayap dan udara.
  8. Manusia tak bisa berenang lagi, karena ketiadaan gesekan antara tubuh kita dan air.
  9. Baut-baut akan terlepas dari murnya. Alhasil, semua benda yang dirakit menggunakan baut dan mur, seperti sepeda motor dan mobil, akan mulai terlepas bagian-bagiannya satu-persatu. Bahkan, gedung-gedung pencakar langit yang tinggi menjulang pun akan runtuh, karena ia dibangun dari pertautan baut-mur, sekrup, dan paku.
  10. Meteorit yang memasuki atmosfer bumi tak bisa lagi terbakar habis di atmosfer, karena gesekan udara telah lenyap. Akibatnya, permukaan bumi akan sering terkena hantaman batu-batu besar yang berasal dari luar angkasa. Pemukiman penduduk akan porak-poranda.
  11. Manusia tak dapat lagi membuat api, karena api dihasilkan dari gesekan yang menghasilkan panas. Contohnya korek api. Ia dapat menghasilkan panas karena kita menggeseknya.
  12. Berbagai cabang olahraga, seperti basket, voli, dan sepak bola, akan punah. Bola basket tak dapat dipegang, pukulan bola voli akan melenceng tak keruan, dan pemain sepak bola tak dapat berlari di atas lapangan tanpa gaya gesek.
  13. Efek kartu domino tak lagi dapat dibuat, karena akan sangat sulit memberdirikan kartu tersebut.
  14. Manusia tak bisa lagi makan dengan menggunakan sendok, karena sendok akan sulit dipegang. Kita juga tak bisa makan dengan tangan langsung, karena makanan yang coba kita pegang akan segera tergelincir dan terlepas dari pegangan kita. Kita terpaksa langsung menggunakan mulut untuk menyeruput makanan.
  15. Tali tidak bisa lagi disimpulkan, dan setiap simpul tali yang telah dibuat sebelumnya akan terlepas satu-persatu.
  16. Orang-orang tak bisa menulis dengan pensil dan pena lagi. Buktinya, jika kita menggoreskan pensil dan pena di atas kaca yang licin, tak ada tulisan yang dapat terbentuk. Selain itu, tulisan pensil yang dulu terlanjur ditulis tak bisa lagi dihapus.
  17. Jika kita menggosok-gosokkan kedua telapak tangan, tak dapat lagi timbul panas.
  18. Benda yang terlanjur bergerak tak bisa berhenti kecuali terbentur oleh benda yang kokoh.
  19. Burung tidak bisa lagi bertengger di dahan pohon.
  20. Gergaji tak dapat berfungsi lagi.
  21. Miring sedikit saja, gelas-gelas akan jatuh tergelincir dari permukaan meja.
  22. Cincin-cincin akan terlepas dari jari.
  23. Para lelaki tak bisa lagi mencukur kumis dan jenggotnya.
  24. Garukan kuku pada kulit kita yang gatal tak kan lagi terasa senikmat dulu.
  25. Akibat tak ada lagi gaya gesek, perabotan-perabotan rumah akan tergelincir dan terkumpul di pojok ruangan yang terendah.
  26. Karena tak dapat lagi tertahan oleh gaya gesek udara, air hujan jatuh menimpa bumi dengan kecepatan super tinggi selayak peluru yang siap melukai manusia.
  27. Kita tak bisa lagi memakai celana karena akan kedodoran. Solusinya adalah mengenakan pakaian terusan.
  28. Suara yang tercipta tak akan bisa padam, karena suara hanya bisa padam jika udara saling bergesekan. Alhasil, suara-suara dari seluruh penjuru dunia akan dapat terdengar dan bergema-gema selamanya.
  29. Segala sesuatu yang berayun akan berayun selamanya, karena tak ada lagi gesekan udara yang dapat menghentikannya.
  30. Kita tak bisa lagi membalik halaman buku dengan jari-jari tangan.
  31. Gigi tak bisa lagi mengunyah makanan. Makanan akan selip tak keruan di dalam mulut.
  32. Parasut-parasut tak dapat berfungsi lagi. Mereka hanya akan jatuh bebas dengan kecepatan yang senantiasa bertambah.
  33. Lipstik tak bisa lagi menempel pada bibir.
  34. Es krim tidak bisa lagi dijilat.
  35. Kita tak akan bisa lagi mengambil koin dari permukaan mendatar dengan tangan kita.
  36. Tutup botol dan tutup toples tidak bisa lagi dibuka.
Dan masih banyak lagi hal-hal menyedihkan akan terjadi jika keberadaan gaya gesek dihilangkan oleh Tuhan dari alam semesta ini. Bahkan tak hanya menyedihkan, manusia tak mampu lagi untuk melanjutkan kehidupan. Semuanya bermuara pada kesadaran kita untuk bersyukur kepada-Nya. Ternyata, gaya gesek, sesuatu yang tampak remeh selama ini, sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcWMZ2NgpHI0iYCUuUcZpDrRVY7TP0n4ISrhH7xND_7aHsU7KXntwb1VqLUUdzMNsN4ZQw-R_cbVRuo7G6gcDBN9BKqosaaI6dnSXCu8lNik_cc4IMMop8pogEdNZuhEX8sXX6cIBelij6/s1600/Slip-and-Fall-Accidents1.jpg

Saturday, January 4, 2014

37 Mengapa Dinding Gelas Es Teh Menjadi Basah?


Es teh, salah satu minuman terfavorit di warung-warung makan. Seperti tampak pada gambar di atas, kita mendapati bahwa tak lama setelah dihidangkan, dinding gelas es teh yang awalnya kering berubah menjadi basah. Apa yang terjadi di sini?

Mungkin ada sebagian orang yang menduga bahwa air dari dalam gelas dapat menembus keluar. Jika dugaan ini benar, maka seharusnya bukan hanya es teh saja yang airnya menembus keluar, melainkan juga teh panas. Sayangnya, pada segelas teh panas, kita tidak melihat adanya air di dinding gelas. Berarti jawabannya bukan karena air menembus gelas.

Sebagian orang mungkin masih bersikeras menyatakan bahwa air memang bisa menembus pori-pori gelas, namun hanya terjadi pada suhu air yang dingin. Baiklah, baiklah, kita telusuri dugaan ini lebih jauh. Untuk menguji benar-tidaknya dugaan ini, kita dapat membandingkan sifat air antara yang berada di dalam gelas dan yang berada di luar gelas. Warna air teh di dalam gelas adalah cokelat, namun ternyata warna air di luar gelas adalah bening. Ini berarti bahwa air yang terdapat di dinding gelas bukan berasal dari dalam gelas.

Lalu, airnya datang dari mana?

Begini. Air memiliki tiga wujud: padat, cair, dan gas. Perbedaan wujud ini tergantung dari kecepatan pergerakan molekul air. molekul air dalam bentuk gas memiliki kecepatan pergerakan yang tinggi karena mengandung energi yang besar. Jika energi dari gas air tersebut diambil (berkurang) pada taraf tertentu, maka gerakan molekulnya akan melambat dan berubah wujud menjadi cairan. Jika cairan tersebut diserap lagi energinya (mendingin) pada taraf tertentu, maka pergerakan molekulnya akan semakin melambat dan berubah wujud menjadi padat (es).

Jadi, perbedaan wujud air ditentukan oleh suhu molekul H2O. Pada suhu tinggi, H2O cenderung berwujud uap (gas), sedangkan pada suhu rendah, H2O cenderung berwujud cair. Wujud padat (es) terjadi pada suhu di bawah nol derajat celcius.

Di dalam udara sekitar kita, terdapat uap air, yaitu H2O yang sedang berwujud gas. Air es teh merupakan air yang dingin. Dinding gelasnya pun ikut menjadi dingin. Kondisi ini mendinginkan pula uap air di sekitar gelas yang menyentuh dinding gelas. Akibatnya, energi molekul uap air itu berkurang, gerakannya melambat, dan pada akhirnya uap air itu berubah wujud menjadi cair. Proses perubahan wujud air seperti ini disebut kondensasi (pengembunan).

Itulah sebabnya dinding gelas es teh menjadi basah.

Sekarang mari kita bereksperimen secara imajinasi. Menurut Anda, jika segelas es teh kita letakkan di dalam ruang vakum, apakah dinding gelasnya dapat menjadi basah?

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://cdn.sheknows.com/articles/2011/05/iced-tea-with-lemon.jpg

Thursday, January 2, 2014

2 Mengapa Kentut Yang Berbunyi Keras Justru Tidak Bau?


Maaf sebelumnya... Artikel kali ini mungkin terkesan jorok :D Akan tetapi perlu kiranya saya bahas karena berkaitan erat dengan keseharian kita dan cukup membuat penasaran. Mohon jangan dilihat sisi joroknya, tapi lihatlah sisi pengetahuannya. 

Ketika ada seseorang di sekitar kita kentut dengan bunyi yang keras, hal ini cukup mengganggu pendengaran :D Namun anehnya, tak jarang kita temui bahwa kentut yang nyaring semacam ini tidak memiliki efek samping berupa  bau tak sedap. Sebaliknya, kentut yang tak bersuara justru menimbulkan efek aroma yang mematikan :D Tidak terdengar suara apa-apa, tiba-tiba bau kentut busuk menyengat hidung. Hahaha....

Mengapa hal ini terjadi?

Pertama-tama mari kita bahas dulu dari mana asalnya kentut. Mulut adalah tempat kita memasukkan cairan ketika minum dan bahan padat ketika makan. Semua itu masuk ke sistem pencernaan kita. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak hanya cairan dan padatan saja yang masuk ke dalam sistem pencernaan kita, melainkan juga udara. Ketika udara tersebut belum melewati lambung, maka ia dapat dikeluarkan kembali melalui mulut dalam bentuk sendawa. Namun ketika udara terus lolos sampai ke usus, maka lubang anuslah jalan keluar baginya dan terjadilah kentut.

Usus besar merupakan usus terakhir yang ujungnya adalah lubang anus. Usus besar melakukan gerakan peristaltik untuk menciptakan tekanan sehingga udara di dalamnya dapat terdorong keluar melalui anus. Usus besar, di sisi lain, juga merupakan tempat berkumpulnya tinja yang menanti untuk dikeluarkan melalui proses buang air besar. 

Ketika udara hendak dikeluarkan melalui anus dalam kondisi usus besar yang penuh tinja, maka aliran udara tidak lancar, karena tertahan oleh tinja, sehingga udara itu keluar melalui anus secara perlahan-lahan. Itulah sebabnya, pada kondisi ini, kentut yang terjadi tidak bersuara. Pada saat yang sama, udara di dalam usus besar terkontaminasi oleh bau tinja, sehingga kentut yang terjadi beraroma tak sedap.

Jika usus besar dalam keadaan kosong (tak bertinja), maka proses pengeluaran udara ini berlangsung dengan lancar tanpa hambatan. Akibatnya, udara keluar melalui lubang anus dengan kecepatan tinggi. Kecepatan udara yang besar ini membuat lubang anus bergetar secara cepat pula dan menghasilkan bunyi bernada tinggi yang nyaring. Karena tidak ada tinja, maka udara di dalam usus besar tidak terkontaminasi bau. Itulah sebabnya, pada kondisi ini, aroma kentut tak mengganggu hidung.

Jadi, semuanya tergantung pada kandungan tinja di dalam usus besar.  Ketika orang yang bersangkutan telah buang air besar dengan lancar, maka kentutnya cenderung berbunyi keras namun tak bau. Sebaliknya, jika orang yang bersangkutan sedang sembelit (susah buang air besar), maka kentutnya cenderung tak bersuara namun baunya bisa bikin kepala berkunang-kunang :D

Sekali lagi, ambil sisi pengetahuannya, bukan sisi joroknya ^_^
 
*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://thoughtmerchants.com/images/thoughts/fart-7e60a9c5.jpg

3 Mengapa Mimpi Terasa Lama?


Pernah nonton film Inception? Dalam film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio itu, diceritakan bahwa lamanya waktu antara dunia mimpi dan dunia nyata berbeda. Dunia nyata berjalan lebih lambat daripada dunia mimpi. Di film tersebut, Leonardo dan teman-temannya berpetualang begitu lama di dalam mimpi, padahal mereka hanya tidur sebentar. Jika kita bandingkan dengan keseharian hidup kita, konsep cerita film Inception itu benar adanya. Mimpi terasa lebih lama daripada durasi tidur yang sesungguhnya. Fenomena ini paling terasa ketika kita tidur siang. Di dalam mimpi, kita merasa telah beraktifitas sedemikian lama, padahal sebenarnya kita hanya tidur siang beberapa menit saja. Bagaimana fisika dapat menjelaskan hal ini?

Secara umum, kasus fenomena yang melibatkan perbedaan waktu, seperti kasus lamanya mimpi ini, dapat kita analisis dengan konsep relativitas Einstein. Albert Einstein mengungkapkan bahwa besaran waktu bersifat relatif, tidak mutlak. Lamanya waktu tergantung pada kecepatan objek yang mengalami waktu tersebut. Jika ada dua objek bergerak dengan kecepatan berbeda, maka waktu yang berlaku bagi kedua objek itupun berbeda: Objek yang bergerak lebih cepat akan mengalami waktu yang lebih lama.

Ketika sedang tidur dan bermimpi, otak kita memproses sinyal-sinyal listrik di dalam syaraf-syarafnya dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada ketika tubuh kita dalam keadaan terjaga. Hal ini menimbulkan terjadinya relatifitas waktu. Itulah mengapa, di alam mimpi kita dapat merasa beraktifitas selama seharian penuh, padahal durasi tidur kita sebenarnya hanya 15 menit, misalnya.

Pada mimpi ketika tidur malam, fenomena relativitas waktu ini kurang terasa, karena tidur malam yang panjang melibatkan beberapa siklus mimpi (akibat adanya fase-fase tidur) dan mimpi yang kita ingat biasanya hanya mimpi yang terakhir.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono
http://www.facebook.com/Yudha.On.7

Sumber Gambar:
http://www.japantrendshop.com//img/takaratomy/takara-tomy-hug-dream-minnie-mouse-sleeping-doll-1.jpeg
 

DETEKTIF FISIKA Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates