Mengapa air laut
rasanya asin? Tentu karena mengandung banyak garam. Sekarang pertanyaannya,
mengapa air laut mengandung banyak garam? Dari mana garam-garam tersebut
berasal?
Kita
tahu bahwa garam yang biasa dipakai untuk memasak adalah NaCl (Natrium Klorida).
Akan tetapi, ada banyak jenis garam lain yang juga asin rasanya. Garam adalah
salah satu bentuk mineral. Mineral adalah bahan penyusun bebatuan. Jadi,
sebetulnya garam berasal dari batu. Lantas dari mana asal batu? Batu berasal
dari magma yang membeku. Magma berasal dari letusan gunung berapi. Dengan demikian,
garam pada mulanya berasal dari perut bumi.
Ketika bebatuan terhempas oleh air, lapisan garamnya terkelupas sedikit demi sedikit dan hanyut bersama air. Proses erosi ini akan berlangsung lebih cepat jika airnya bersifat asam. Salah satu sumber utama air asam adalah air hujan. Di dalam laut terdapat banyak bebatuan, dan bebeatuan itu adalah salah satu sumber garam di laut. Bebatuan dari daratan juga menyumbang garam untuk laut. Ketika hujan turun membasahi bumi, air hujan melapukkan bebatuan di daratan dan melarutkan garam. Air dengan kandungan garam ini kemudian mengalir melalui sungai hingga akhirnya ke laut. Jadi, laut senantiasa mendapat pasokan garam dari daratan.
Lantas, jika air sungai mengandung garam, mengapa rasanya tawar? Jawabannya adalah, air sungai terasa tawar karena kadar garamnya sangat sedikit, sehingga asinnya tidak terasa.
Secara alami, garam yang telah terkumpul di laut tidak dapat kembali ke daratan. Ketika dipanasi oleh cahaya matahari, air laut menguap sedangkan garamnya tetap tertinggal karena terlalu berat (tidak ikut menguap). Akibatnya, air laut, yang awalnya terasa tawar, semakin lama semakin asin. Proses “pengasinan” ini telah berlangsung selama ribuan tahun hingga akhirnya air laut seasin sekarang.
*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono
Sumber Gambar:
http://webneel.com/wallpaper/sites/default/files/images/04-2013/20-beach-sea-photography.jpg