Terkadang kulit kita dihinggapi luka. Alkohol berfungsi sebagai disinfektan, pembunuh kuman di luka, agar tidak terjadi infeksi. Pada kasus ini, luka akan terasa perih ketika terkena alkohol. Namun jika kita mengoleskan alkohol pada kulit yang sehat, kita merasa dingin pada bagian kulit yang teroles itu. Padahal, jika kita ukur dengan termometer, suhu alkohol itu sama saja dengan suhu udara di sekitarnya. Ajaib... Mengapa bisa begitu ya?...
Pertama-tama,
kita mesti paham apa itu suhu. Suhu merupakan ukuran panas-dinginnya
suatu zat yang ditentukan oleh kandungan kalor di dalamnya. Kalor
adalah jenis energi yang menyebabkan panas. Semakin banyak kandungan
kalornya, suhu zat itu akan semakin panas. Semakin sedikit kalornya,
suhu zat itu akan semakin dingin.
Kedua, kita
harus mengerti mekanisme penginderaan suhu oleh kulit kita. Selama
ini, orang awam menganggap bahwa suhu yang dirasakan oleh kulit
adalah suhu lingkungan sekitar. Hal ini keliru. Suhu yang dirasakan
oleh kulit sebetulnya adalah suhu si kulit itu sendiri. Memang, suhu
kulit dipengaruhi pula oleh suhu lingkungan sekitar, namun pada
akhirnya suhu yang dibaca oleh kulit dan dikirim sinyalnya ke otak
adalah suhu kulit itu sendiri, dan bukan suhu lingkungan sekitar.
Ketika kulit
mengandung banyak kalor, maka kulit terasa panas. Ketika kulit
mengandung sedikit kalor, maka kulit terasa dingin. Banyak sedikitnya
kalor yang terkandung dalam kulit dipengaruhi oleh kalor yang ada di
lingkungan sekitar. Interaksi kalor antara kulit dan lingkungan
terjadi berdasarkan prinsip perpindahan kalor. Kalor berpindah dari
area yang suhunya lebih tinggi ke area lain yang suhunya lebih
rendah. Hal ini terjadi agar tercapai kesetimbangan suhu.
Mari kita
ambil contoh sederhana untuk memahami konsep ini.
Katakanlah
terdapat air panas di dekat kita. Air itu bersuhu panas karena
mengandung banyak sekali kalor. Di lain pihak, kulit kita memiliki
suhu yang lebih rendah. Ketika kita menyentuh air panas itu, kalornya
mengalir ke kulit kita. Akibatnya, kulit kita mendapat banyak sekali
tambahan kalor dan suhu kulit kita pun meningkat tajam. Oleh sistem
syaraf, peningkatan suhu kulit ini dikirim ke otak sehingga kulit
kita terasa panas.
Pada contoh
sebaliknya, katakanlah terdapat air dingin di dekat kita. Air itu
bersuhu dingin karena mengandung sedikit kalor. Di lain pihak, kulit
kita memiliki suhu yang lebih tinggi. Ketika kita menyentuh air
dingin itu, kalor yang ada di kulit kita mengalir ke air dingin itu.
Akibatnya, kulit kita kehilangan banyak kalor dan suhu kulit kita pun
menurun. Oleh sistem syaraf, penurunan suhu kulit ini dikirim ke otak
sehingga kulit kita terasa dingin.
Poin penting
dari contoh-contoh tadi adalah bahwa suhu yang dibaca oleh otak
adalah suhu kulit kita, bukan suhu zat yang kita sentuh. Konsep ini
penting untuk dipahami, agar kita dapat mengerti fenomena dinginnya
alkohol.
Coba
letakkan sebotol alkohol di suatu ruangan dan biarkan beberapa lama.
Hal ini dilakukan agar suhu alkohol itu menjadi sama dengan suhu
udara sekitar. Anehnya, meskipun suhunya telah sama, ketika alkohol
itu kita oleskan ke kulit kita, alkohol itu terasa dingin.
Alkohol
merupakan cairan dengan titik didih yang cukup rendah, yaitu 78,4 oC.
Hal ini menjadikan alkohol mudah menguap. Bagaimanapun, agar suatu
cairan dapat menguap, ia harus menyerap banyak energi, karena molekul
dalam fase uap bergerak lebih cepat daripada ketika molekul itu
berada dalam fase cairan.
Ketika kita
mengoleskan alkohol ke kulit kita, cairan itu menyerap banyak kalor
dari kulit kita sebagai sumber energinya untuk berubah wujud menjadi
uap. Tak berapa lama kemudian, alkohol itupun menguap sambil membawa
lari banyak kalor dari kulit kita. Hilangnya banyak kalor dari kulit
membuat otak kita membacanya sebagai suhu yang dingin. Itulah mengapa
kulit kita terasa dingin ketika teroleskan oleh alkohol. Efek
dinginnya akan lebih terasa jika Anda meniup alkohol itu di kulit
Anda, karena tiupan membuat alkohol itu lebih cepat menguap sehingga
lebih cepat pula membawa kabur kalor dari kulit Anda :D
Sebenarnya,
fenomena serupa juga terjadi ketika air menempel ke kulit kita. Hanya
saja, air memiliki titik didih 100 oC
yang lebih tinggi daripada alkohol, sehingga air lebih sulit menguap
dan efek dinginnya pun tidak sebesar alkohol ^_^
*******
Ditulis
Oleh Doni Aris Yudono
Sumber
Gambar:
http://www.femina.co.id/carex/images/article/001/002/10/P