Alam semesta ini begitu luas. Coba bayangkan
jarak antarplanet, antarbintang, bahkan antargalaksi. Jarak-jarak tersebut dinyatakan
dalam satuan tahun cahaya karena terlalu jauh untuk dinyatakan dalam satuan
kilometer. Ya, ukuran jagad raya ini memang sedemikian masif. Timbullah
pertanyaan dalam benak manusia: Apakah alam semesta memang selalu seperti ini,
ataukah ada suatu permulaan yang melahirkan alam semesta?
Awalnya, para ilmuwan menganggap bahwa alam
semesta ini tidak memiliki permulaan. Akan tetapi pada tahun 1922, Edwin Hubble,
seorang astronomer asal Amerika menemukan petunjuk bahwa anggapan tersebut keliru. Ketika melakukan serangkaian
pengamatan terhadap bintang-bintang dengan teleskopnya, Hubble menemukan bahwa warna
cahaya bintang yang sampai ke bumi ternyata lebih merah daripada yang
seharusnya. Hubble lantas terpikir untuk menghubungkan fenomena ini dengan efek
Doppler.
Edwin Hubble |
Berdasarkan teori efek Doppler, suatu sumber cahaya yang bergerak menjauhi seorang pengamat akan memancarkan cahaya ke arah pengamat itu dengan frekuensi yang lebih kecil daripada ketika sumber cahaya itu sedang diam. Cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil adalah cahaya yang cenderung mengarah ke warna merah. Atas dasar ini, Hubble sampai pada kesimpulan bahwa bintang-bintang sedang bergerak menjauhi bumi dengan kecepatan tinggi. Dan ternyata, tak hanya bintang, melainkan semua benda langit sedang bergerak saling menjauh satu sama lain. Dengan kata lain, alam semesta sedang mengembang!
Penemuan Hubble memberi insiprasi baru bagi para ilmuwan. Jika memang alam semesta sedang mengembang, berarti alam semesta harus berawal dari sebuah titik yang kecil. Analoginya adalah balon. Balon yang berukuran besar pasti berawal dari sebuah balon kecil sebelum ditiup.
Pertanyaan lain muncul. Alam semesta saat ini
sedang mengembang dengan kecepatan tinggi. Berarti, harus ada suatu sumber
kekuatan yang memberi energi gerak kepada alam semesta untuk mengembang pada
permulaannya. Pada kasus balon, sumber kekuatan pengembangan balon adalah udara
yang ditiupkan ke dalamnya. Lantas, apa sumber kekuatan bagi pengembangan alam
semesta? Satu-satunya skenario yang masuk akal adalah LEDAKAN.
Pernah lihat petasan, kan? Ketika petasan meledak, tampak bahwa puing-puing
petasan tersebut berpencar ke segala arah. Nah, alam semesta pun sama. Awalnya,
alam semesta ini termampatkan dalam ukuran yang sangat kecil. Kemudian, alam
semesta yang berukuran sangat kecil itu meledak dengan sangat dahsyat sehingga
puing-puingnya bertebaran ke segala arah dan mengembang hingga saat ini. Jadi,
alam semesta kita yang luas ini berawal dari sebuah ledakan besar (big bang).
Pertanyaan berikutnya: Mengapa alam semesta
meledak?
Coba ambil selembar kantong plastik dan
remas-remaslah dengan kuat di telapak tangan. Anda akan menemukan bahwa ukuran remasan
kantong plastik itu sedemikian kecil. Hal ini terjadi karena kantong plastik
itu termampatkan. Massanya tetap sama, namun volumenya mengecil. Nah alam
semesta juga begitu. Massa total alam semesta ini tidak pernah berubah, namun
sebelum big bang terjadi, alam semesta termampatkan dalam volume yang super
kecil, bahkan lebih kecil daripada atom. Karena termampatkan sedemikian rapat,
alam semesta cenderung ingin melepaskan diri dari kurungan volume yang
sedemikian kecil. Analoginya adalah pegas. Ambillah sebuah pegas yang besar dan
tekanlah dengan tangan Anda hingga ukurannya memendek. Anda akan rasakan bahwa
tangan Anda terdorong dengan hebat oleh pegas tersebut. Alam semesta pun
demikian. Karena termampatkan dengan sangat dahsyat, alam semesta ingin
melepaskan diri. Akibatnya, terjadilah big bang.
Setelah ledakan besar terjadi, energi-energi
dari ledakan itu mulai memadat dan membentuk atom. Atom-atom berkumpul
membentuk molekul. Dan, begitulah seterusnya hingga terbentuk berbagai macam benda.
Jadi, begitulah permulaan alam semesta. Anda
lihat alam semesta ini beraneka rupa. Ada planet, bintang, tanah, udara,
pepohonan, binatang, dan manusia, tetapi sejatinya semua ini bermula dari
sebuah ledakan yang sangat dahsyat.
Hal yang sangat menarik dari teori big bang
adalah, alam semesta berawal dari sebuah titik mampat yang volumenya mendekati
nol. Artinya, alam semesta berasal dari ketiadaan.
*******
(Ditulis
Oleh Doni Aris Yudono)
Sumber
Gambar:
Terimakasih blog yang sangat menarik.
ReplyDeletecuman saya penasarannya, jika alam ini bermula dr ledakan besar energi atau atom atau suatu hal yg sama kenapa bisa trjadi bermacam2 hal yg berbeda.??
Setelah big bang terjadi, energi memadat menjadi materi, terus terbentuklah unsur-unsur dasar atom seperti elektron, neutron, dan proton. Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak antar unsur atom tersebut membuat terbentuknya berbagai atom. Atom-atom yang terbentuk ini berbeda karena terjad perbedaan jumlah elektron dan proton yang membentuk atom. Lantas, berbagai atom tersebut bersatu sama lain membentuk berbagai jenis senyawa. Karena ada berbagai macam senyawa, terbentuklah berbagai macam benda.
Deleteapakah pengembangan (perluasan) alam semesta pada hari ini didorong oleh energi hasil ledakan bigbang milyaran tahun lalu, atau benda langit ini hanya terombang ambing di angkasa?
ReplyDelete
ReplyDeleteviagra
viagra asli
jual viagra
toko viagra
viagra original
viagra usa
viagra pfizer
obat viagra asli
obat viagra
obat kuat viagra
apotik viagra
apotik viagra asli
agen viagra
agen viagra asli
toko viagra asli
jual viagra asli
agen viagra usa
jual viagra usa
toko viagra usa
harga viagra
harga viagra asli
beli viagra
viagra original usa
viagra asli original
viagra asli pfizer
viagra asli usa
pil biru asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
obat kuat jakarta
obat kuat asli jakarta
harga titan gel
titan gel
titan gel asli
toko titan gel
jual titan gel
agen titan gel
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
titan gel rusia
harga cialis
cialis asli
obat cialis
obat kuat cialis
jual cialis
toko cialis
agen cialis
cialis england
cialis jakarta
cialis asli jakarta
PANJANG AMAT COK
DeletePANJANG AMAT ANJING
ReplyDelete